>

Lagi, Ada Bom di Poso

Lagi, Ada Bom di Poso

                JAKARTA  -  Kawasan Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng), belum benar-benar steril dari aksi terorisme. Yang terbaru, aparat gabungan Densus 88 Mabes Polri dan Polres Poso menemukan 12 bom kemarin pagi (1/2). Bom itu mempunyai ciri khas sama dengan yang digunakan kelompok Santoso.

                \"Ini jenisnya bom pipa, cukup berbahaya,\" ujar Kabagpenum Mabes Polri Kombes Agus Rianto di kantornya kemari. Bom pipa ditemukan di area pegunungan Mungko, Poso

                Menurut Agus, bom pipa lazim digunakan kelompok Santoso karena mudah dibuat dan dibawa. \"Ini sudah seperti granat tangan bagi mereka. Jika dilempar dan meledak bisa membahayakan petugas,\" ujar mantan Kabidhumas Polda Jawa Barat ini. Petugas menemukan bom itu dari laporan warga yang melintas di sekitar area perkebunan di Mungko. \"Panjangnya sekitar 10 hingga 15 centimeter,\" kata Agus.

      

Setelah melakukan pemeriksaan sekira dua jam, 12 bom pipa tersebut langsung diamankan ke Polres Poso untuk penyelidikan lebih lanjut. Saat ini masih belum diketahui pemilik benda mencurigakan tersebut. \"Kami masih menyelidiki kasus ini lebih lanjut, mengenai kepemilikan bom tersebut juga pemilik kebun dimana benda itu ditemukan,\"katanya.

      Hingga saat ini, lanjutnya, perburuan terhadap DPO Santoso yang diduga mendalangi terror-teror di Poso dan sekitarnya masih berlanjut. \"Detail operasinya tentu tak bisa disampaikan, tapi itu masih jadi fokus utama Densus 88,\" katanya.

      Dia berharap para DPO mau menyerah sukarela. \"Seperti DPO atas nama Ali Sanang yang menyerah dua minggu yang lalu,\" katanya.  Buron yang paling wahid adalah Santoso alias Abu Warda, disusul Hendro, lalu ahli bom bernama Taupik Bulaga alias Upik Lawanga, dan Mamat.

      Yang lainnya adalah Herman alias David asal Bima, Fadlun, Faris asal Bima, Anto, Sugiatno, Can alias Fajar asal Bima, Ambo Intan, Ali, Imron, Azis alias Papa Sifa, Sugir alias Yanto asal Bima, dan Busro alias Atif asal Bima.

      Juga ada Maskoro alias Daeng Koro asal Kota Makasar, Joko alias Kadir asal Bima, Samil alias Nunung, Bogar asal Makasar, Hadit asal Bima, Salahudin alias Jon asal Bima, dan Ambo asal Sulawesi Selatan. Mereka diduga terlibat serangkaian kasus teror mulai dari bom Kawua, pembunuhan dua anggota polisi, bom pos lalu-lintas, penembakan personil Brimob, dan penembakan anggota polisi di Bank BCA Palu.

      Agus juga menjelaskan para terduga teroris yang ditembak awal Januari lalu sudah dimakamkan. \"Semua jenazah sudah dibawa keluarga dari RS Polri,\" katanya.

      Mantan Kabidhumas Polda Papua itu membantah Polri sengaja mengulur-ulur pemakaman. \"Semuanya murni prosedur teknis, kami harus benar-benar memastikan identitasnya agar tidak ada pihak-pihak yang keberatan secara hukum,\"katanya.

(rdl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: