Penjualan Semen Naik 10 Persen
JAKARTA-Produsen semen yang tergabung dalam Asosisasi Semen Indonesia (ASI) memproyeksikan industri semen di Indonesia tahun ini bakal naik 10 persen. Peningkatan itu dipacu oleh program percepatan pembangunan yang digalakkan oleh pemerintah serta sektor properti yang terus meningkat.
Ketua ASI Widodo Santoso menjelaskan, tahun lalu penjualan semen naik 14,6 persen atau mencapai 54,9 juta ton. Ia menargetkan tahun ini penjualan bisa naik hingga 60 juta ton. \"Kalau dari persentasenya dari tahun ke tahun pasti turun karena pembandingnya makin besar. Tapi kalau jumlahnya kan meningkat,\" terangnya saat ditemui di Jakarta kemarin.
Tahun lalu, lanjutnya, pertumbuhan sektor properti menjadi pendorong terbesar dalam penjualan semen. Setelah itu diikuti proyek pemerintah dan konsumsi masyarakat. Khusus untuk peningkatan konsumsi masyarakat, tumbuh sekitar 20 persen. Itu sejalan dengan pertumbuhan kelas menengah. Sehingga semakin banyak masyarakat yang mampu membangun rumah.
Berdasar data ASI, penyerapan semen terbesar ada di Jawa. Konsumsinya sekitar 26,5 juta ton atau berkontribusi \"55,1 \"persen dari total penjualan. Setelah itu berturut-turut diikuti oleh Sumatra (21,8 persen), Sulawesi (7,4 persen), dan Kalimantan (7,2 persen).
Widodo menambahkan, proyeksi peningkatan penjualan tersebut diikuti oleh produksi. Ia mengungkapkan tahun ini ada beberapa produsen yang meningkatkan\" kapasitas produksinya. Seperti\" Semen Padang bertambah 3 juta ton, Anhui Conch Cement 2,5 juta ton, Semen Tonasa 2,5 juta ton, dan Semen Bosowa 1,2 juta ton. \"Tahun lalu produksi mencapai 61 juta ton, dengan penambahan itu minimal bisa naik menjadi 67 ton,\" ujarnya.
Sedangkan jika dilihat dari kinerja perusahaan semen lokal, ia berpendapat ada kemajuan pesat. Itu ditandai dengan langkah PT Semen Indonesia yang akan berekspansi ke Myanmar. Menurutnya itu bisa diikuti oleh perusahaan semen lain untuk menjadi perusahaan multinasional. \"
\"Tapi untuk itu harus ada persiapan yang cukup. Dan mungkin pada tahap awal untungnya sangat kecil. Kalau di dalam negeri\" marginnya 20 persen, di luar negeri mungkin masih 5 persen,\" ucapnya.
(uma/dos)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: