1000 Investor Jepang Incar Relokasi ke Indonesia

1000  Investor Jepang  Incar Relokasi ke Indonesia

JAKARTA-Indonesia bagai magnet yang terus menarik minat para investor asing. Kali ini, sekitar 1.000 investor Jepang menyatakan minat untuk merelokasi pabriknya di berbagai negara ke Indonesia.

      Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Gatot M. Suwondo mengatakan, minat para investor Jepang tersebut disampaikan dalam pertemuan BNI dengan para pelaku usaha di Osaka, Jepang, dalam rangkaian acara Pembukaan Secara Resmi kantor Cabang BNI di Osaka.

      Menurut Gatot, sebagai tindak lanjut atas minat para investor Jepang tersebut, BNI kini tengah menyiapkan pengembangan sebuah kawasan industri khusus atau Industrial Estate dengan luas hingga 1.000 hektar di Karawang, Jawa Barat. “Kawasan industri ini disiapkan untuk para pebisnis Jepang yang ingin merelokasi usahanya ke Indonesia,” katanya melalui keterangan resmi kemarin (24/2).

      Gatot menyebut, Industrial Estate yang disiapkan BNI ini memiliki berbagai kemudahan yang dapat dimanfaatkan oleh investor asal Jepang. Kawasan ini akan terintegrasi dengan berbagai fasilitas penunjang, mulai akses ke pelabuhan laut, akses jalan menuju lokasi, dan ketersediaan tenaga kerja.

      Sebagaimana diketahui, rencana relokasi pabrik-pabrik milik investor Jepang makin kuat seiring sengketa kepulauan antara pemerintah Jepang dan Tiongkok. Beberapa investor Jepang pun mulai bersiap merelokasi pabriknya dari Tiongkok ke beberapa negara lain yang dianggap potensial. Salah satunya adalah Indonesia.

      Gatot menambahkan, dalam rencana relokasi tersebut, BNI berharap mendapatkan dukungan dari pemerintah, dalam hal ini Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), untuk menyediakan pusat layanan terpadu untuk menampung proposal investasi dari pengusaha-pengusaha Jepang ini.

      Menurut Gatot, BNI juga telah menyiapkan sebuah unit khusus, yaitu disebut Japan Desk, yang dapat melayani niat relokasi bisnis mereka sekaligus membantu pengurusan perizinan investasinya di Indonesia. “Model pengembangan bisnis yang diterapkan Japan Desk ini akan kami gunakan juga untuk wilayah lain, termasuk di Timur Tengah,” terangnya.

      Gatot mengatakan, keberadaan Japan Desk diharapkan bisa mempercepat peningkatan hubungan bisnis BNI di Jepang. Sebagai gambaran, saat ini sudah ada 46 bank regional di Jepang (JRB) yang menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan BNI. “Di samping itu, kami juga bekerja sama dengan JBIC (Japan Bank for International Corporation),” ujarnya.

      Gatot menyebut, upaya BNI menjaga nasabah JRB yang ada di Indonesia ini penting agar tidak berpindah ke bank-bank besar Jepang yang sudah ada di Indonesia. “Saat ini ada sekitar 100 - 150 nasabah bank-bank regional Jepang yang ada di Indonesia, dan sudah menanamkan modal setidaknya USD 75 juta,” sebutnya.

(owi/dos)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: