Harga BBM Naik Jadi Opsi Terakhir
JAKARTA - Kabar kenaikan harga BBM bersubsidi yang disampaikan Utusan Khusus Presiden RI Bidang Pengentasan Kemiskinan HS Dillon ternyata belum keputusan final. Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha memastikan pemerintah, khususnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tidak berencana menaikkan harga BBM bersubsidi pada April nanti. \"Dipastikan tidak ada rencana dari pemerintah untuk kenaikan BBM pada April,\" ujar Julian di Gedung Bina Graha, Komplek Istana Kepresidenan, kemarin (19/3).
Julian memaparkan, Presiden SBY telah meminta pertimbangan dari berbagai kalangan terkait wacana kenaikan harga BBM tersebut. Hasilnya, SBY memutuskan tidak memilih opsi kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi pada bulan depan. \"Presiden mendapatkan input dari berbagai kalangan, dan beliau pastikan tidak ada kenaikan,\"paparnya.
Menyoal pernyataan HS Dillon, Julian menilai, yang bersangkutan seharusnya tidak tepat untuk dikutip terkait kebijakan subsidi BBM pemerintah. Sebab, Dillon telah ditugaskan untuk fokus dalam bidang pengentasan kemiskinan. \"Kurang tepat. Sebaiknya Dillon fokus dengan bidang beliau (pengentasan kemiskinan),\" imbuh dia.
Sedikit berbeda dengan pernyataan Julian. Menkeu Agus Martowardojo mengaku belum bisa memberikan jawaban konkret terkait pernyataan H.S. Dillon yang menyebutkan harga BBM bersubsidi bakal naik pada April. \"Kalau mau jawaban konkret, saya belum ada,\" ujar Agus ditemui di kompleks Istana Kepresidenan kemarin.
Agus memaparkan, menentukan kebijakan BBM harus melihat aspek fiskal terlebih dahulu. Sebab, harga BBM dan volume BBM cenderung membesar, sehingga perlu dilakukan pengendalian. Jika upaya pengendalian masih gagal, harus dilakukan pemotongan anggaran. \"Tapi pemotongan anggaran membuat tali pinggang masing-masing kementerian/lembaga diikat cukup kuat,\"papar Agus.
Meski begitu, mantan Dirut Bank Mandiri itu mengakui, kenaikan harga BBM menjadi opsi terakhir pemerintah. Sejauh ini, pemerintah tetap konsisten untuk tidak menaikkan harga. \"Alternatif akhir adalah penyesuaian harga BBM. Tapi itu belum ada di pembicaraan dan rencana kita sekarang,\"jelasnya.
Menteri ESDM Jero Wacik juga membantah pernyataan Dillon. Menurut dia, yang bersangkutan tidak memiliki wewenang untuk memberikan pernyataan terkait kebijakan kenaikan harga BBM. \"Siapa yang bilang (kenaikan harga BBM)? Dillon kan nggak bisa. Saya aja nggak berani ngomong gitu. Menteri ESDM nggak punya kewenangan untuk ngomong seperti itu,\" jelasnya di Kompleks Istana Kepresidenan kemarin.
Jero menekankan, sejauh ini baru dua upaya yang dilakukan untuk mengendalikan subsidi BBM. Yang pertama penghematan. \"Setelah itu pembatasan. Baru dua itu sekarang,\"imbuh dia. Sebelumnya, Dillon mengatakan bahwa Presiden SBY sebenarnya sudah lama mempertimbangkan kenaikan harga BBM. Dia menuturkan, SBY telah memikirkan soal kenaikan BBM tersebut sejak lima sampai enam tahun lalu.
(ken/oki)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: