Bunga Kredit Siap Melejit
Menurut Isdarmawan, pelaku usaha tidak bisa serta-merta menaikkan harga jual. Sebab, itu akan makin melemahkan daya saing produk dalam negeri di pasar internasional. \"Nah, kalau harga dinaikkan, produk kita makin mahal. Dampaknya, buyer tidak mau lagi membeli dari kita. Makanya, kami memilih untuk mengurangi profit,\" ungkapnya.
Sementara itu, Consumer Lending Head CIMB Niaga Tony Tardjo mengatakan, pihaknya lekas mengkaji kebijakan Otoritas Moneter yang menaikkan suku bunga acuan di level 6,5 persen. \"Internally sedang kami review. Apa action ke depan yang harus dilakukan CIMB,\" ungkapnya kepada Jawa Pos kemarin (11/7).
Terkait dengan peluang menaikkan suku bunga KPR dan KKB, dia tak membantah kebijakan tersebut bakal diambil CIMB. Tetapi, pihaknya akan tetap melihat bagaimana langkah kompetitor dan pergerakan bank-bank lainnya merespons kenaikan BI rate. \"Ada kemungkinan kenaikan juga. Kami masih benar-benar me-review. Minggu depan kami umumkan,\" paparnya.
Bahan Pokok
Lonjakan harga bahan pokok semakin tidak terkendali. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mencurigai adanya ulah spekulan yang menimbun pasokan untuk mempermainkan harga.
Hatta menjelaskan, lonjakan harga yang terjadi saat ini di luar perhitungan pemerintah. Berdasar koordinasi yang dilakukan dengan pengusaha dan asosiasi di bidang pangan, pasokan dinyatakan aman untuk menghadapi lonjakan permintaan bulan Ramadan dan Lebaran. Kecuali untuk komoditas cabai dan bawang yang memang mengalami kendala penurunan produksi. \"Tapi, pada kenyataannya, saat ini harga bahan pokok melonjak tinggi. Untuk itu, kami meminta menteri pertanian dan menteri perdagangan mencermati adanya permainan spekulan dalam memanfaatkan situasi ini,\" terangnya kepada Jawa Pos saat ditemui di kantornya kemarin. Jika itu tidak segera disikapi, dia khawatir inflasi Juli bakal membengkak.
Pihaknya juga meminta Kementerian Pertanian, Perdagangan, dan Perum Bulog untuk mengintervensi pasar dan menjamin ketersediaan barang sepanjang Ramadan dan Lebaran. Diharapkan, dengan adanya intervensi tersebut, harga kembali stabil. Bentuk intervensi itu adalah pembukaan keran impor dan operasi pasar. \"Terutama untuk daging yang sejak sembilan bulan harganya belum turun. Bulog yang diberi izin impor harus segera merealisasikannya,\" ucap Hatta.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan justru membantah asumsi kenaikan harga yang disebabkan ulah spekulan. Berdasar pantauannya, saat ini tidak terlihat penimbunan dalam skala besar. Harga komoditas tersebut tinggi murni gara-gara ketidakseimbangan pasokan dan lonjakan permintaan saat Ramadan.
Untuk menyikapinya, dalam jangka pendek pemerintah memutuskan untuk membuka keran impor bawang merah, cabai, dan daging sapi. Komoditas tersebut mengalami lonjakan harga tertinggi. Pada Juli ini pihaknya telah mengeluarkan izin impor 10 ribu ton cabai dan 16 ribu ton bawang merah. Untuk sapi, pihaknya sudah memberikan kuota 3 ribu ton daging sapi kepada Bulog.
\"Mestinya cabai dan bawang merah impor sudah mulai masuk ke pasar minggu ini. Diharapkan, minggu depan harga sudah mulai turun dan stabil,\" katanya. Untuk memastikan dan memantau komoditas yang diimpor, dia bakal memanggil para importer. Jika ada yang sengaja menunda importasi, pihaknya akan menindak tegas. Demikian halnya dengan importer daging dan pengusaha penggemukan sapi.
\"Hari ini dan besok saya panggil mereka. Saya ingin melihat seperti apa posisinya. Jika ada yang tidak mendukung upaya pemerintah dalam menstabilkan harga, akan kami tindak,\" terangnya. Tindakan itu bisa berupa pencabutan kuota, pencabutan perizinan impor pada periode berikutnya, bahkan pencabutan sebagai importer terdaftar.
(gal/re/owi/c10/uma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: