BUMN Mulai Buyback
JAKARTA - Kaburnya dana asing dari pasar modal Indonesia membuat harga saham berguguran. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun siap turun tangan untuk meredakan tekanan di pasar.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, dirinya sudah menginstruksikan manajemen BUMN yang sudah go public, untuk melakukan pembelian kembali (buyback) atas saham-saham BUMN yang harganya jatuh. “Ini agar saham rebound (naik kembali harganya, Red),” ujarnya di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian kemarin (22/8).
Menurut Dahlan, karena merupakan aksi korporasi, maka langkah buyback memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Namun, karena ada juga BUMN pengelola dana yang dilibatkan, maka persetujuan bisa langsung diberikan oleh Menteri BUMN selaku RUPS. “Dananya berasal dari internal,” katanya.
Sebagaimana diketahui, kebijakan buyback sudah beberapa kali dijalankan pemerintah. Misalnya, ketika krisis membelit Indonesia pada 2008 dan harga saham rontok, Kementerian BUMN juga menginstruksikan untuk melakukan buyback. Hasilnya terbukti cukup efektif untuk menahan kejatuhan harga saham.
Bahkan, ketika itu, dana yang digunakan tidak hanya dana internal, melainkan juga dana pemerintah. Sri Mulyani, Menteri Keuangan saat itu, meminta persetujuan Komisi XI DPR untuk menggunakan dana Rp 2,5 triliun dalam program buyback. Dana tersebut awalnya dialokasikan untuk Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Pusat Investasi Pemerintah (PIP).
Dahlan menambahkan, selain BUMN, pengelola dana pensiun BUMN juga akan dilibatkan dalam upaya penanggulangan ancaman krisis. “Intinya, BUMN akan ada dalam koordinasi kebijakan pemerintah secara makro,” ucapnya.
Karena itu, lanjut dia, pengelola dana pensiun BUMN yang selama ini sudah memegang portofolio saham, dilarang untuk melakukan cut loss atau menjual portofolio sahamnya dalam kondisi rugi. Sebab, hal itu akan menambah tekanan pada saham BUMN. “Sebab, pengelolaan uangnya nanti kan harus dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
(Owi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: