Harimau & 2 Singa Mati Diracun

Harimau & 2 Singa Mati Diracun

Polda Kumpulkan Bukti-bukti

JAMBI - Dua ekor singa Afrika, Gebo dan Sonia serta harimau Sumatera, Peter, koleksi Kebun Binatang Taman Rimba Jambi mati karena diracun. Hal ini diketahui setelah adanya penyelidikan sampel organ tubuh seperti hati, jantung, paru, ginjal, usus dan sisa makanan dalam lambung di Balai Penyidikan dan pengujian veteriner (BPPV) Regional II Bukit Tinggi.

Menurut keterangan Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi, Ir Sepdinal, ada indikasi kesengajaan pihak tertentu untuk membunuh hewan tersebut. ‘’Caranya dengan memasukkan racun jenis Striknin di dalam makanan untuk hewan yang dilindungi tersebut,’’ ungkapnya.

Disebutkannya, racun ini merupakan jenis racun yang biasa digunakan untuk mengeliminasi anjing liar. Racun ini tidak dijual bebas, tapi hanya bisa didapatkan dengan memesannya kepada distribustor khusus.

Saat mati, Peter sendiri sudah berumur 9 tahun. Ia mati pada 17 Agustus sekitar pukul 19. 30 WIB. Sementara dua ekor singa Afrika bernama Gebo dan Sonia mati diwaktu berbeda. Gebo mati juga pada tanggal 17 Agustus pada pukul 03. 00 WIB.

‘’Artinya di hari yang sama Peter mati, namun Gebo lebih dulu mati. Sementara Sonia ditemukan mati pada 19 Agustus  pada pukul 02. 30 WIB,’’ terang Sepdinal.

Sepasang singa ini merupakan penghuni baru taman rimba Jambi yang didatangkan dari taman Safari Indonesia II, Cisarua yang tiba pada 24 Juli 2013 lalu.  Sampai saat ini tim penyidik BKSDA kata Sepdinal, sudah memeriksa 4 orang internal di bunbin dan distan. 2 orang pemasok daging, satu keeper dan penjaga malam.
\"Bagi pelaku diancam UU Nomor 5 dengan Hukuman diatas 5 tahun,\"katanya.

Sepdinal, yang dipertanyakan sejumlah wartawan, mengapa kejadian ini baru disampaikan sekarang ? Dia beralasan, terlambatnya hal ini diberitahukan kepada masyarakat karena pihaknya menunggu laporan hasil pemeriksaan  (BPPV).

“Kita mau menjelaskan kepastiannya dan periksa penyebabnya. Makanya baru dijelaskan sekarang. Diduga memang ada orang yang sengaja meracuni,” katanya.

Dia menerangkan, distribusi racun anjing ini sendiri tercatat di Dinas Peternakan. Dia mengakui, beberapa tahun lalu, pihaknya memang sempat melakukan eliminasi anjing liar besar-besaran. Sehingga, diduga masih ada karyawan yang menyimpan sisa racun ini. Dia menyampaikan juga dalam kesempatan itu, memang ada dugaan ini dilakukan oleh pihak yang tak suka dengan manajemen di bunbin. Pasalnya, sebelum kejadian, pihaknya sempat melakukan skors dan mengeluarkan sebanyak 3 orang pegawai bunbin.

Hanya saja, Sepdinal menyebutkan, diskorsnya 3 orang itu tak ada kaitannya dengan satwa tersebut. “Karyawan diskors itu karena terindikasi dia menjual satwa burung. Dia sudah berkali diperingatkan, dan kemudian diskors ada 3 orang dan yang keluar dari rumah jaga itu inisial I. Apakah dia terlibat dengan ini, makanya harus dilakukan pengecekan,” sebutnya.

\"Untuk kedepan kita akan pasang CCTV dan tambah petugas keamanan,\" tambahnya.
Sementara itu, Nurazman, Plh kepala BKSDA Provinsi Jambi, menerangkan kejadian ini bermula pada 12 Agustus lalu. Ketika itu, katanya, didapati harimau sumatera bernama Peter mengalami kelumpuhan mendadak.  Akhirnya, kemudian Peter dipindahkan dan didatangi oleh tim dokter hewan balai BKSDA Jambi. Pada kesempatan itu, katanya lagi, seekor anak harimau bernama Ayu juga mengalami hal yang sama. Akan tetapi, bisa tertolong karena mendapatkan penanganan cepat.

Pihaknya kata kepala BKSDA tersebut, sudah melakukan terhadap beberapa saksi dan pemasok daging. Saat ini, katanya, PPNS terus penyelidikan untuk mengetahui pelaku dari kasus ini. “Beberapa dari intern sudah diperiksa, ada 4 orang, pemasok daging 2 orang, keeper dan penjaga malam. Namun belum dapat yang dikerucutkan. Kami sudah mendapati yang diduga, namun belum bisa menyimpulkan,” sebutnya.

Dia menyebutkan, memang diduga kuat ada unsur kesengajaan yang dilakukan oknum untuk membunuh satwa itu.  Saat ini, tubuh Peter dan dua Singa lainnya tengah diawetkan di BKSDA. “Bangkainya ada, tidak kita kubur. Saat ini diamankan, diawetkan di BKSDA sambil menunggu hasil lab,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: