>

Tokoh Profesional Berpeluang di Pilgub

Tokoh Profesional Berpeluang di Pilgub

“Untuk melakukan itu butuh biaya. Ini yang membuat akademisi ini kadang-kadang agak kesulitan, bukan berarti mereka tidak pas. Kalau akademisi bisa mencitrakan diri dan membuat terobosan baru yang bisa diketahui orang banyak juga bisa ada manfaatnya. Ada terobosan, itu yang harus dilakukan,” ujarnya.

Bagi pengusaha, juga berlaku demikian, tergantung siapa yang mampu mencitrakan dirinya baik dan popular. Keunggulannya, pengusaha memiliki kemampuan sosialisasi untuk mencitrakan diri itu lebih luas.

“Mereka punya sumber dana, dengan sumber dana ini akan bisa melakukan banyak hal. Blusukan dan membantu sana sini itu gampang. Model pencitraannya itu bisa dilakukan lebih instan,” katanya.

Sementara itu, Nasuhaidi, Pengamat Politik Jambi lainnya mengaku, di Jambi dari kalangan akademisi ada beberapa orang yang layak untuk maju di Pilgub.

“Namun masalahnya, politik ini ada costnya, mungkin akademisi terkendala disini, political cost juga harus diperhitungkan. Yang memungkinkan itu pengusaha, karena pengusaha secara financial tidak terlalu terhambat. Kalau secara kompetensi, akademisi lebih dari cukup,” akunya.

Jika financial terbatas, bagi akademisi untuk melakukan pencitraan akan relative terkendala. Ia mencontohkan, di Pilwako Jambi baru-baru ini, akademisi ada keinginan untuk maju, namun keinginan itu untuk diajak. “Berharap mudah-mudahan ada partai atau kandidat lain yang melirik dia dan modal disiapkan,” contohnya.

Nasuhaidi juga mengakui adanya rumor yang menyebutkan segelintir pengusaha yang mau maju memperebutkan BH 1 mendatang. “Tapi belum juga muncul. Ini akan sedikit terlambat, nanti takut didahului oleh calon yang lebih eksis dimasyarakat,” akunya.

Seharusnya, bagi balangan professional ini harus lebih dahulu melakukan start dengan memanfaatkan segala bentuk momen. Dari dini hari harus muncul, karena yang dihadapi ada incumbent dan para bupati.

“Mereka ini sebagai pejabat public bisa setiap hari sosialisasi. Kalau kalangan professional ini memang harus ada objek yang bisa dipublikasikan oleh media, tidak bisa dengan sendirinya mereka dipublis dimedia,” tukasnya.

“Peluang terbuka tapi harus bekerja ekstra. Contohnya Jokowi tidak terlalu terkenal di Jakarta, tapi karena kesungguhan dia dalam mencitrakan diri dengan bukti-bukti yang dikemas sedemikian rupa sehingga bisa berkesan dimasyarakat akhirnya bisa menumbangkan incumbent. Dalam hitungan politik sebenarnya tidak terprediksi seperti itu, dia juga pandai memanfaatkan waktu yang relative singkat,” pungkasnya.

(cas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: