AS Budianto : Orang Tua Saya Selalu Tekankan Prinsip Keikhlasan
JAMBI - Terlahir di Cirebon Jawa Barat pada lingkungan yang kental dengan tradisi Nahdatul Ulama (NU) membuat seorang Ahmad Subandi Budianto memiliki darah nahdiyin yang mendarah daging. Hal ini merupakan didikan ayahanda seorang ketua pengurus cabang NU Cirebon.
“Almarhum ayah saya seorang aktivis NU sejati, waktu dan tenaga beliau habis untuk mengurus kemaslahatan umat dan organisasi. Dalam mendidik kami bersaudara pun tradisi NU ia terapkan dengan disiplin. Sehabis magrib ia memimpin langsung yasinan keluarga, jika hari libur ia sering mengajak saya mengunjungi Kyai dan Pesantren, sekalian itikaf beberapa hari disana,” kenangnya.
Salah satu nasehat yang masih terus ia ingat dari ayahnya untuk mengkedepankan prinsip keikhklasan dalam berbuat. Mulailah mengerjakan sesuatu dengan hanya mengharap ridho Allah SWT dengan prinsip itu. Jika nanti kamu ingin membantu orang bantulah tanpa harus menunggu kondisimu lapang.
“Maka setiap Jumat ia selalu meminta saya memasukan uang ke kotak mesjid dan fakir miskin, meskipun belakangan saya tahu ayah saya juga bukan orang berada. Hal ini saya ketahui karena ketika ia wafat waktu saya masih SMP ia nyaris tidak meninggalkan apa-apa untuk keluarganya. Apa yang ia peroleh benar-benar habis untuk amanah yang ia pegang, inilah yang menjadi inspirasi hidup saya dalam menjalani hidup ke depannya,” ungkapnya.
Selanjutnya AS Budianto menambahkan, bakat organisasi ayah rupanya menurun kepadanya. Dari dulu ia senang berorganisasi, dari sekedar panitia maulidan di RT hingga organisasi yang lebih besar. Dan kini ketika ia dipercaya menjabat berbagai organisasi kemasyrakatan, olahraga hingga partai politik. Prinsip ikhlas selalu ia ke depankan.
”Mengurus organisasi inikan butuh waktu yang banyak, sering saya harus pulang malam demi menghadiri berbagai rapat. Tapi karena hobi ya saya santai saja menjalaninya, termasuk masalah pendanaan organisasi, ia menerapkan prinsip keterbukaan. Jika ya ada kekurangan sudah menjadi resiko mengurus organisasi,” katanya.
Maka tak heran dengan prinsip ini banyak jabatan organisasi bergengsi yang diamanahkan ke pada AS. Budianto. Tak menyangka dalam kurun satu tahun ia beruntun dipercaya menjadi ketua Koni Provinsi, Ketua Gapensi hingga menjadi ketua DPC Partai Demokrat.
“Inilah mungkin warisan yang saya terima dari orang tua saya untuk ikhlas mengabdi untuk orang banyak,” tutupnya.
(cas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: