JANGAN KHIANATI SEJARAH

JANGAN KHIANATI SEJARAH

Oleh: H.Sjofjan Hasan,SH.,MH.

Jangan sekali kali melupakan sejarah. Itu lah ucapan Bung Karno, yang tekenal dengan istilah “Jas Merah”. Sejarah adalah merupakan yang sangat penting dalam kita menata hidup kedepannya. Karena dalam perjalanan sejarah itu banyak pelajaran yang sangat berharga dan dengan mempelajari sejarah untuk mengenal jati diri bangsa.Beratus tahun lalu perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah,fakta sejarah para Pahlawan Nasional dari ujung Sumatera/ Aceh sampai Indonesia bagian Timur,tidak bisa di pungkiri sebahagian besar adalah para ulama dan mujahid. Diantaranya Teuku Cik Ditiro,Teuku Umar, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, dan di Makasar Sultan Hasunudin,dan lain lainnya. Dan pada saat saat pembentukan NKRI tahun 1945,diantara para pendiri negara ini (the founding fathers), ada Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimejo, Kahar Mudzakir,K.H. Abdul Wahid Hasyim, Teuku Muhammad Hassan.

 Dalam perjuangan mengusir penjajah dan dakwah untuk islahul ummah (perbaikan ummat) dengan semangat juang yang di semangati dengan gema rentetan kalimat Takbir. Perjuangan yang tulus ichlas itu pada akhirnya berbuah dengan di proklamasikan Indonesia sebagai negara yang merdeka,yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.Bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia, didirikan dengan fundamen yaitu Pancasila. Bangsa Indonesia telah memilih Pancasila sebagai dasar yang fundamental bagi negara kita. Mengapa harus Pancasila ?.

                Pancasila adalah kristalisasi nilai nilai yang ada dalam kehidupan bangsa Indonesia, yang sudah ada sebelum negara Indonesia ini berdiri. Pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia, yang dikenal dengan Kepribadian bangsa Indonesia, yang yang berbeda dengan bangsa lain. Sebagaimana pernah di nyatakan Bung Karno, Pancasila digali dari jiwa bangsa Indonesia selama bertahun tahun. Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia mengakui tentang keberadaan Tuhan, walaupun dengan konsepsi yang berbeda. Mereka memberi perwujudan bagi Tuhan sesuai dengan cara berfikir di zamannya masing masing. Nilai kemanusiaan yang beradab, persatuan  Indonesia, musyawarah, dan keadilan sosial/kesejahteraan bersama, sudah ada sejak zaman dahulu, dan Bung Karno mengatakan nilai nilai ini menyatu dalam semangat “gotong royong” yang ada dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dengan kata lain Pancasila adalah manifestasi dari kepribadian bangsa Indonesia. Pancasila tidak saja merupakan dasar dari Negara, tetapi juga merupakan jiwa dan pandangan hidaup bangsa Indonesia.

                Alinea ketiga dari Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “Atas berkat rakhmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaanny”.

Adanya penyebutan “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa” menunjukan suatu pengikraran dari dasar keyakinan hidup religius yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Bahwa tercapainya kemerdekaan bangsa Indonesia bukanlah semata mata merupakan hasil usaha manusia,tetapi lebih dari semuanya itu adalah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa”.Dalam alinea ketiga ini dapat disimpulkan bahwa :Pengakuan secara religius bangsa Indonesia adanya rahmat Allah yang menyertai kemerdekaan Indonesia. Kesadaran bangsa Indonesia tentang bahwa hal hal di luar jangkauan manusia dapat terjadi atas dasar kekuasaan Tuhan.

                Dari uraian diatas, pandangan hidup bangsa Indonesia, sejak dari perjuangan melawan penjajah beratus tahun lalu, kemudian perjuangan para pendiri negara ini di tahun 1945, yang menyepakati dasar negara yang Fundamental yaitu Pancasila,tidak hanya sebagai dasar Negara, sekali gus merupakan jiwa dan pandangan hidup bangsa Indonesia, dan sebagai landasan Konstitusional adalah Undang Undang Dasar 1945. Semuanya itu di rumuskan dalam musyawarah anggota BPUPKI dan PPKI, dengan cita cita luhur dan amanah yang agung. Dimana cita cita luhur dan amanah yang agung ini tertuang dalam Piagam Jakarta dan Muqadimah/Pembukaan UUD 1945. Semua rangkaian sejarah tersebut di ilhami dari nilai nilai religius, dalam hal ini nilai nilai Islam yang sudah lama mewarnai kehidupan bangsa ini sebelum berdirinya NKRI ini. Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan, maka kewajiban moral bagi pewaris untuk menjaga terpeliharanya negara yang kita cintai ini.

                Mencermati kondisi bangsa saat ini yang sedang carut marut. Kemiskinan dan kebodohan masih saja belum sepenuh dapat teratasi. Sementara sebahagian masyarakat mengadakan kegiatan tidak membantu penyelesaian permasalahan bangsa. Bahkan melakukan kegiatan kegiatan yang sifatnya mubazir. Ada kegiatan yang mengimpor pemikiran dan budaya yang merusak bangsa ini. Antara lain, mengundang aktifis feminis penyuka sesama jenis-alias lesbi, Irsyad Manji, dan artis pemuja setan Lady Gaga, yang juga di kutuk umat Nasrani di beberapa negara Asia. Dan berita terbaru, akan mengadakan lagi Miss World 2013 di Indonesia. Semua kegiatan tersebut diadakan dengan alasan HAM, kebebasan berekpresi, keberagaman,dan lain lain alasan. Ini semua adalah budaya dan pemikiran sekuler, yang sangat bertentangan dengan pandangan hidup bangsa ini yaitu Pancasila. Ada kesan juga bahwa Bhineka Tunggal Ika dipahami oleh kaum liberal untuk menerima saja semua perbedaan, tanpa merujuk lagi pada sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.

                Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa harus diterima secara utuh, tidak terpisah pisah antara sila satu dengan sila yang lain. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjiwai sila sila yang lain. Pancasila tersusun secara Hirarki yang berbentuk Piramidal. Setiap sila mempunyai hubungan yang mengikat satu sama lain, sehingga merupakan satu kesatuan yang tak dapat di pisah pisahkan. Dalam susunan yang hirarki dan piramidal itu, sila Ketuhanan Yang Maha Esa , merupakan basis dari sila sila lain.

                Jadi, upaya upaya membawa pemikiran dan budaya sekuler kedalam kehidupan bangsa Indonesia, sama arti nya dengan menghilangkan nilai nilai religius pada Pancasila, sekali gus mengkhianati perjuangan bangsa beratus ratus tahun. Kalau bung Karno menyatakan Jangan sekali kali melupakan sejarah, ini lebih dari melupakan sejarah tapi sudah mengkhianati sejarah..!

(*.Penulis: Angota PELANTA.NIA.201307025./Ketua STIE Muhammadiyah Jambi).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: