Ya Stadion, Ya Penjara
MANAUS- Stadion berkapasitas puluhan ribu penonton, berlevel internasional, apa yang terjadi kepada mereka setelah \"sirkus\" Piala Dunia berakhir? Lihat di Afrika Selatan, tuan rumah Piala Dunia 2010. Stadion terancam tak bisa beroperasi karena hanya mengandalkan income kecil dari liga setempat. Bahkan, mulai ada usulan agar stadion dihancurkan dan diganti bangunan kecil yang lebih praktis dan fungsional.
Nah, pejabat rumah tahanan Amazon Sabino Marques tak ingin itu terjadi pada Stadion Arena da Amazonia yang menjadi salah satu venue Piala Dunia 2014. Stadion tersebut berlokasi di Manaus, sebuah kota di jantung hutan Amazon. Jaraknya sangat jauh dari Rio de Janeiro, sekitar 2.400 km.
Dengan biaya pembangunan mencapai USD 240 juta atau sekitar Rp 2,7 trilun, stadion itu hanya untuk meladeni empat laga penyisihan grup plus beberapa fase knockout!
Tentu saja, itu merupakan bentuk pemborosan anggaran yang sangat nyata. Berarti setiap laga yang digelar di Amazon bernilai USD 60 juta atau setara Rp 686 miliar! Karena itulah, Marques usul agar stadion berubah fungsi sebagai penjara.
Seperti dilansir harian olahraga Italia La Gazzetta Dello Sport, Marques mengungkapkan bahwa penjara itu hanya sebagai ruang tahanan sementara. Para pelaku kriminal ditempatkan di situ selama menunggu putusan hukum tetap. Dia memperkirakan, stadion itu bisa menampung sekitar 300-1.000 tahanan.
Para pengacara Amazon menolak keras ide tersebut. Mereka menganggap Marques gila. Persoalan overload rumah tahanan, kata para pengacara, harus diselesaikan dengan membangun rutan bukan memanfaatkan stadion. Lagi pula, struktur stadion berbeda jauh dengan bangunan penjara.
Arena da Amazonia memang stadion mahal. Tak hanya karena kapasitasnya yang mencapai 44.500 penonton, tapi proses pembangunannya sangat ribet. Bahan bangunan harus dikapalkan dari Portugal karena susahnya akses pengiriman barang lewat darat.
Selain itu, posisi stadion di tengah hutan Amazon mengakibatkan tingkat kelembaban udara sangat tinggi. Akibatnya, besi-besi stadion bisa cepat rusak. Sinar cahaya matahari yang keras membuat warna-warni kursi dan atap stadion cepat pudar.
Nah, jika mengubahnya menjadi penjara, mereka tentu tak perlu meributkan penampilan stadion yang buruk gara-gara iklim. Para tahanan juga tidak terlalu stres karena mungkin mereka bisa bermain sepakbola bersama para sipir.
(aga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: