Ingin Kuliah Pertambangan, Malah Kesasar Jadi Pengusaha
Titik balik terjadi setelah Harland mendapatkan konseling dan aktif di organisasi kampus. Ada kalimat motivasi yang membuat dia terlecut. \"Bahwa rezeki yang digariskan Allah tidak pernah tertukar. Dan Allah itu selalu memberi yang terbaik. Dari situ saya yakin bidang ini yang terbaik untuk saya,\" ungkapnya.
Selama aktif di organisasi kemahasiswaan, Harland juga mendapatkan banyak pencerahan. Di antaranya bahwa kebanyakan mahasiswa masih bermental job seeker dan karya-karya yang dihasilkan kurang bernilai pengabdiaan pada masyarakat. Sejak itu, setiap membuat tugas, Harland selalu berupaya agar bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Dia juga mulai rajin ikut lomba-lomba di bidang TI.
Namun peruntungan belum menghampiri Harland. Dia tak pernah menang. \"Tapi ketika itu saya sudah bisa memperbaiki nilai akademis saya. IP saya mulai merangkak naik tiga koma,\" kelakar anak kedua dari lima bersaudara itu.
Setelah lulus kuliah tepat 3,5 tahun, keberuntungan mulai memihak Harland. Karyanya yang diberi nama SM Care untuk aplikasi mobile layanan kesehatan masyarakat (pasien) di rumah sakit.
\"SM Care ini sebuah solusi untuk customer relationship management (CRM) RS ke pasien,\" terang Harland sembari menunjukan gambar layanan aplikasi tersebut.
Tak disangka aplikasi itu masuk sebagai finalis dalam Industry Creative Festival (Increfest) yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian. Dari lomba yang digelar untuk industri se-Indonesia itulah Harland menemukan pelajaran berharga tentang pentingnya badan usaha. Maka, dia lalu meresmikan Newbee Corporation sebagai badan usaha berbentuk perseroan terbatas (PT).
Setelah berhasil di lomba itu, Harland lantas mengirimkan karya-karyanya pada kompetisi lain dan hasilnya positif. Salah satu karyanya yang bernama AortaLife mengantarkan Harland ke markas Google di Silicon Valley, Amerika Serikat.
\"Aplikasi itu memenangkan Bandung Digital Valley sehingga saya berhak mewakili Indonesia ke Silicon Valley,\" ujar anak pasangan H Agusnar dan Neng Deswita itu. Aplikasi pemantau detak jantung online karyanya itu juga mendapat apresiasi dari chief medical officer\"di California.
Saat menjelaskan seputar lomba yang diikutinya, Harland lalu mengeluarkan buku company profile perusahaannya. Dia kemudian menjelaskan satu per satu karyanya yang pernah menyabet penghargaan.
Setelah mengikuti banyak perlombaan, Harland jadi tahu betapa luasnya bisnis di bidang TI. Makin banyak perusahaan yang memanfaatkan TI untuk meningkatkan pelayanannya pada konsumen. \"Karena itu, saya lalu masuk di usaha ini,\" tuturnya.
Diakui, saat ini dunia industri menghadapi tantangan besar. Yakni pembajakan yang merajalela. Meski begitu, Harland yakin rezeki sudah diatur Tuhan. \"Asal tetap berusaha untuk terus berinovasi saya kira selalu ada jalan untuk menghadapi tantangan tersebut,\" paparnya.
Harland punya mimpi besar di masa depan. Yakni pengembangan produk-produk Newbee Corporation agar bisa menembus pasar global. \"Saya masih berupaya mengembangkan produk yang sudah ada agar siap untuk pasar global. Saya juga tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan dari luar negeri sebagai publishing-nya,\" terangnya.
Harland mengakui selama ini perusahaan belum bisa banyak bicara dari sisi penjualan produk. Menurut dia, income terbesar perusahaannya berasal dari bisnis jasa. Melalui perusahaannya, Harland kini menghandle sejumlah proyek sistem informasi berbagai perusahaan. Di antaranya SPBU-SPBU Pertamina dan Bank Mandiri Jawa Barat.
(*/ari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: