Sinabung Diwacanakan Naik Status Menjadi Awas

Sinabung Diwacanakan Naik Status Menjadi Awas

MEDAN -Status Gunung api Sinabung diwacanakan naik menjadi awas. Jika kebijakan ini akhirnya diambil Tim Tanggap Darurat telah bersiap diri, namun sejauh ini pihak berwenang di belum ada menerima rekomendasi tertulis menyangkut status Sinabung.

\" Sampai saat ini kita masih bekerja pada level Siaga, untuk yang lebih tinggi belum, kita masih menunggu rekomendasi PVMBG,\" ujar Koordinator Medai Centre Tim Tanggap Darurat, Jhonson Tarigan, Rabu (20/11).

Wacana bakal ditingkatkannya status gunung api Sinabung keluar setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan setelah ini dilakukan evaluasi terkait aktifitas gunung Sinabung untuk berikutnya menempatkan status Awas ( level IV). Apalagi dari catatan yang ada dari awal September sampai 20 November  2013, gunung ini telah 75 kali mengalami eropsi  dengan 10 kali diantaranya mengeluarkan awan panas  10 kali. Hal ini berbeda jauh dengan tahun 2010, dimana untuk pertama kalinya Sinabung meletus hanya tiga kali tercatat mengalami erupsi ,

Selain itu menurut Kepala Pelaksanan Sementara Dr Ir Gede Suantika M. Rabu (20/11) di kantor PVMBG Desa Ndokum Siroga, Gang Kayu Bakar, Kecamatan Simpang Empat, wacana ini juga mengacu kepada berubahnya type letusan gunung Sinabung yang sebelumnya   freatik menjadi freato magmatik sebab. Kemudian, pada perkembangannya, erupsi gunung ini juga sudah menunjukan ciri-ciri menyerupai gunung api di luar pulau Sumatera seperti  keluarnya awan panas dengan kecepatan rata rata 350 KM perjam dan jarak terjauh  1,5 KM serta tumpahan lahar menjadi alasan lain kenapa menaikkan status ke level Awas jadi pilihan.

Sampai dengan status Siaga diberlakukan ini, data keluaran Media Centre Tim Tanggap Darurat menunjukkan jumlah pengungsi yang berada di 16 posko pengungsian sebanyak 6.211 jiwa, atau 1.990 Kepala Keluarga (KK) yang berasal dari 4 kecamatan diantaranya, Desa Sukameriah dan Gurukuniyan ( Kec. Payung), Berastepu, Gamber dan Dusun Sibintun ( Kec. Simpang Empat), Desa Bekerah, Simacem, Sigarang - garang dan Dusun Lau Kawar ( Kec. Naman Teran) serta Desa Mardingding Kecamatan Tiganderket.

Sebagaimana diketahui, pada Selasa (19/11) malam sekira pukul 21.55 wib sewaktu erupsi Sinabung mengeluarkan semburan abu vulkanik mencapai 10.000 meter di barengi suara gemuruh yang terdengar sampai radius 15 hingga 18 KM serta di ikuti erupsi berturut-turut sebanyak empat kali pada Pukul 02:40, 04:05, 05:29, 06:19 terakhir 06:41 Wib tinggi kolom letusan abu vulkanik  rata-rata 2000 hingga 3000 meter.

Sementara itu, dampak dari erupsi terakhir Sinabung dengan semburan kolom debu mencapai 10 km telah menyebabkan areal pertanian warga di Kecamatan Kuta Buluh ditutupi abu vulkanik. Begitupun halnya pada lahan pertanaman jagung tak urung kini memutih. Debu mengenai  sentra utama penghasil  jagung diantaranya, Kecamatan Tiga Binanga, Lau Beleng, Mardinding, Juhar,  Payung, Tiga  Nderket, dan sebagian Kecamatan Munte.

Belum diperoleh data valid, luas hektar lahan  tanaman komoditi pangan jagung yang terkena debu vulkanik hasil erupsi Sinabung. Sesuai keterangan Kabid Produksi, Dinas Pertanian Perkebunan  Pemkab Karo, Munarta  Ginting, petugas di UPT Kecamatan  belum selesai melakukan pendataan.

            \" Kita belum simpulkan dampak abu vulkanik  terhadap jagung. Masih   dibutuhkan pengamatan dan penelitian laboratorium. Sehubungan dengan produktifitas  tanaman juga belum terjawab, karena belum panen. Usai panen kita bandingkan dengan data sebelumnya, apakah ada penurunan produksi,\" terang Kabid Produksi Distanbun Kab Karo,  Munarta Ginting.

            Lebih lanjut ia mengatakan penelitian lebih  jauh tentang  ketebalan debu di penampang daun, curah hujan, serta usia  jagung kini sangat dibutuhkan. Ini dikarenakan proses fotosintesis, respirasi dan transpirasi tidak maksimal. Karena stomata daun tertutup debu vulkanik.

Ditempat terpisah, Sekretaris Asosiasi Eksportir Holtikultura Indonesia (AEHI) Sumatera Utara, Drs. Joy Harlim Sinuhaji,  menghimbau Dinas  Pertanian Sumut  agar bekerjasama dengan Dinas Pertanian Perkebunan Pemkab Karo menyikapi  masalah itu. Selain itu, kepada para petani jagung yang tanamannya terimbas  penyebaran hamparan debu erupsi Sinabung, pria yang akrab di sapa Nonink ini juga  meminta agar senantiasa melakukan pengamatan. Apabila  secara kasat mata, terjadi hal-hal diluar dugaan, agar segera melapor kepada dinas terkait.

\"Tanah Karo  merupakan penghasil jagung terbesar  Sumatera Utara. Ini bukan masalah sepele.  Sebab jika terjadi penurunan produksi yang besar akibat erupsi Sinabung, maka  dikhawatirkan akan terjadi impor.  Apabila  diperlukan penelitian dan penaggulangan, segera dilakukan,\" papar Joy.

 \"Dalam hal ini dibutuhkan kerjasama antara petani dan pemerintah. Sehingga nantinya  dibelakang hari, tidak ada saling tuding  dan lempar tanggung jawab atas kerusakan atau penurunan produksi. Sebab saling elak dalam kasus serupa sudah sering terjadi,\" ujar Nonink.

(riza/nanang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: