Indeks Korupsi Indonesia Rendah

      Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja mengatakan kalau korupsi di Indonesia tidak habis-habis. Hilang satu, tumbuh seribu. Nah, dia berharap melalui film-film yang lolos seleksi bisa menggugah masyarakat untuk lebih peduli lagi. Total, ada 181 film yang masuk dari tujuh kategori film yang dilombakan.

      \"Mulai dari kategori film fiksi panjang, film fiksi pendek, film dokumenter panjang, film dokumenter pendek, film animasi, games animasi, dan kategori citizen journalism,\" katanya. Film tersebut dinilai oleh 13 juri.  Mereka adalah Tino Saroenggalo, Jajang C Noer, Ine Febrianti, Lola Amaria, hingga pegiat antikorupsi Teten Masduki.

      Ine Febrianti menambahkan, Indonesia perlu sesuatu untuk menyebarkan virus antikorupsi. Dia merasa film bisa menjadi media yang efektif karena tingginya minat warga untuk menonton film. Buktinya, ada 45 film yang dinyatakan lolos penjurian tahap pertama dari total 181 film.

      \"Jadi bukti kalau anak muda sudah peka terhadap isu korupsi. Diharapkan bisa lebih mengakar nantinya,\" harap mantan pemain sinetron Dewi Selebriti itu. Sebanyak 45 film tersebut akan diputar di lima kota Indonesia. Selain Jakarta, film juga diputar di Malang, Palu, Balikpapan, dan Padang Panjang Sumatera Barat.

      Animator Wahyu Aditya yang menjadi juri untuk film dan game animasi mengatakan karya-karya saat ini sangat bagus. Melawan korupsi tidak lagi disimbolkan dengan tikus berdasi yang ditembak superhero. Tapi, dicari yang bisa merefleksikan sembilan poin KPK yang melingkupi kesederhanaan, keberanian, hingga kejujuran.

      Beda lagi dengan Tino, produser beberapa film itu yakin kalau pesan yang disampaikan melalui film bisa sampai. Tinggal bagaimana penonton menanggapinya. Sebab, sudah banyak kebiasaan-kebiasaan buruk di Indonesia yang dianggap lumrah. \"Terlambat dianggap wajar. Guru tidak masuk kelas biasa, padahal itu juga korupsi,\" tandasnya.

(dyn/dim) 

 

Sumber: