Kecewa, tuntut hak kaum difabel

Kecewa, tuntut hak kaum difabel

Sabar Gorky, Difabel yang Batal Panjat Monas

Seorang Difabel atau penyandang cacat asal Solo, Sabar Gorky batal memanjat Monumen Nasional (Monas) Minggu (8/12) pagi kemarin. Namun, aksinya tak menyurutkan para pendaki sejumlah puncak gunung tertinggi di dunia ini untuk terus menggelorakan semangat anti diskriminasi.

 

JOESVICAR IQBAL

 

RAUT wajah Sabar Gorky, 45, nampak kecewa. Persiapan yang matang telah dilakukannya untuk memanjat Monas. Namun, niat Sabar harus urung dilakukan. Lantaran panitia acara tersebut memutuskan untuk membatalkan niat Sabar karena alasan teknis yakni, keamanan sang pemanjat.

Sabar merasa kecewa terhadap Pemprov DKI Jakarta dan Kepolisian. Pasalnya, keinginannya untuk memanjat Tugu Monas dengan satu kaki, gagal dilakukan. Sabar yang sudah terkenal dengan reputasinya memanjat sejumlah gunung tinggi di Indonesia dan luar negeri mengaku kecewa. Terlebih, persiapannya sendiri telah matang. \"Dengan gagalnya kegiatan ini jelas membuat saya kecewa. Sebab, untuk pemanjatan Monas ini persiapan saya sudah 90 pesen,\" ujar Sabar, Minggu (8/12).

 

Disinggung alasan pasti batalnya kegiatan tersebut, pria asal Solo, Jawa Tengah, itu mengaku tidak tahu pasti. \"Sebenarnya dari, Sabtu (7/12) kemarin, tali untuk memanjat sudah dipasang. Baru hari ini karena batal oleh promotor, sekitar pukul 08.00 dicopot,\" terang Sabar.

 

Padahal, dalam aksi panjat itu ia membawa misi untuk membantu para penyandang disabilitas agar dapat lebih diperhatikan oleh pemerintah, yaitu menyangkut soal akses jalan, transportasi dan lain sebagainya agar lebih didahulukan dan tidak antre akibat adanya keterbatasan fisik. \"Dalam prakteknya kami diperlakukan sama dengan masyarakat normal. Untuk itu kiranya pemerintah lebih serius memperhatikan kami yang jumlahnya di Indonesia cukup banyak,\" harapnya.

 

Sebagai gantinya, Sabar bersama kaum difabel lainnya dari berbagai daerah menggelar Deklarasi Monas Kaum Difabel Indonesia. Adapun isi deklarasi tersebut adalah: \"Kami Kaum Difabel Indonesia. Dengan Ini Menuntut Terwujudnya Indoneia Tanpa Diskriminasi. Hal-hal Mengenai Kebijakan dan Penyediaan Kemudahan terhadap Kaum Difabel, Diselenggarakan dengan Cara Seksama dan Dalam Tempo yang Sesingkat-singkatnya\".

Kalau soal memanjat Monas, menurutnya, dia tidak merasa ada masalah karena baik secara fisik maupun mental sudah sangat siap. Namun, yang tidak kalah penting adalah pesan moral dari aksi dan deklarasi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: