Optimistis Cetak Rekor Investasi
JAKARTA-Rupiah boleh saja melemah dan neraca berjalan (current account) boleh saja defisit. Tapi, untuk urusan investasi langsung (direct investment) ke Indonesia, tidak ada istilah melemah apalagi defisit.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar mengatakan, hingga akhir November lalu, realisasi investasi baik Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berada dalam tren yang positif. “Karena itu, tahun ini saya optimistis bisa tembus rekor lagi,” ujarnya kemarin (18/12).
Sebagai gambaran, tahun 2012 lalu, investasi langsung di Indonesia mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan menembus angka Rp 313,2 triliun. Tahun ini, pemerintah menargetkan angka Rp 390 triliun. Namun, seiring perlambatan ekonomi sejak pertengahan tahun 2013, optimisme untuk mencapai target tersebut sempat meredup.
Tapi, sepanjang paro ke dua tahun ini, antusiasme investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia ternyata tetap tinggi. Hingga akhir September 2013, realisasi investasi sudah mencapai Rp 293,3 triliun. Itu terdiri dari PMA Rp 199,2 triliun dan PMDN Rp 94,1 triliun. “Sampai akhir tahun ini, perkiraaan saya bisa tembus Rp 400 triliun,” katanya.
Mahendra mengatakan, dalam satu tahun terakhir, terjadi tren pergeseran investasi. Jika dulu lebih banyak didominasi sektor pertambangan, maka seiring menyusutnya harga komoditas tambang, investasi kini banyak masuk ke sektor manufaktur dan jasa. “Ini tren bagus karena investasi mengarah pada sektor yang memberi nilai tambah bagi industri,” jelasnya.
Terkait kinerja investasi tahun ini, Menteri Keuangan Chatib Basri mengaku gembira karena dalam kondisi ekonomi yang bergejolak seperti saat ini, realisasi investasi masih bisa tumbuh. “Ini luar biasa. Sebab, bisa bertahan seperti tahun lalu saja sudah hebat. Artinya, dengan kondisi saat ini, investor masih percaya menanamkan uangnya di Indonesia,” ujarnya.
Bagaimana prospek investasi tahun depan? Berkaca dari realisasi tahun ini, Mahendra menyatakan jika target investasi 2014 dipatok di angka Rp 450 triliun. Dia mengaku, akan mendalami lagi potensi rencana investasi yang tahun depan bisa didorong agar terealisasi. “Tapi, saya punya optimisme yang cukup tinggi kalau target itu bisa dicapai, bahkan mungkin bisa lebih sedikit, sampai Rp 470 triliun saya kira bisa,” katanya.
Mahendra beralasan, hingga saat ini, rencana yang sudah masuh tahap finalisasi sudah cukup banyak, sehingga tahun depan tinggal menunggu realisasi. Misalnya, dia menyebut rencana investasi perusahaan-perusahaan Jepang senilai USD 3,5 miliar atau sekitar Rp 42 triliun yang akan mulai direalisasikan tahun depan. “Kuncinya adalah menjaga iklim investasi agar rencana investasi itu tidak muncur,” ucapnya.
(owi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: