>

Banjir Parah, Jalan Putus

Banjir Parah, Jalan Putus

Tingginya curah hujan beberapa hari belakangan ini membuat debit air sungai Batanghari mengalami kenaikan sehingga memasuki siaga 3. \'Ketinggian air sudah mencapai. 13,80 cm, siaga 4. Sedangkan siaga 3 ketinggian air 13,95, bearti 15 cm lagi sudah memasuki siaga 3,\' tutur Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Zakir, kemarin. Zakir menjelaskan, saat ini warga di Kelurahan Pijoan yang menjadi korban banjir tercatat 239 jiwa. \'Korban banjir terdiri dari 3 RT, yaitu RT 04, 22, dan Rt 12,\' sebut Zakir. 

Lebih lanjut Zakir menjelaskan, sementara ini kerugian yang diakibatkan banjir tercatat Rp 200 juta. \'Banjir juga mengakibatkan aktifitas warga terganggu, sudah 2 bulan ini, jadi warga sangat membutuhkan bantuan pemerintah,\' imbuh Zakir.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muarojambi Nachrowi, ketika dikonfirmasi mengatakan jika pemkab menyiapkan 2 ton beras untuk para korban banjir. \'2 ton beras sudah kita stok, selain beras bantuan lain seperti mie instan dan sarden juga kita siapkan,\' kata Nachrowi. 

Jika beras yang di stok tidak mencukupi untuk korban banjir lanjut Nachrowi, pihaknya bisa meminta bantuan dari pemerintah provinsi. \'Pemerintah provinsi siap membantu,\' terang Nachrowi.

    Data yanhg diperoleh dari BPBD Muarojambi  untuk rumah yang lantainya sedang terkena genangan air tercatat 32 unit. Halaman yang terkena genangan air 550 unit. Sawah 120 ha. Kebun 158 ha.  Kebun dan jalan yang tergenang air sepanjang 3985 meter. Tak hanya mengamcam warga banjir juga mengancam ternak warga seperti kambing dan sapi. Hingga saat ini BPBD mencatat ada 2 ekor kambing yang marim \'Ternak kambing yang mati 2 ekor,\' sebut Zakir.

Madrasah terutama yang berada di dataran rendah juga ikut terendam banjir. \'Berdasarkan catatan kami sekolah/madrasah yang terendam banjir ada 6 unit. Puskesmas 1 unit. Tempat ibadah 2 unit. Tanaman sayur mayur 6 ha. Jumlah KK yang aktivitas terganggu 1351 KK,\' terang Zakir.

Tak hanya banjir, longsorpun kini sedang menimpah Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini.   Sebanyak 5 titik jalan menuju desa Renah kayu embun (RKE) yang merupakan sentra pertanian Kota Sungaipenuh mengalami longsor. Walaupun longsor sudah terjadi sejak beberapa hari yang lalu, namun material longsor tidak juga dibersihkan.
Pantauan dilapangan, sepanjang jalan menuju RKE terdapat sedikitnya 5 titik yang telah longsor dan membuat kondisi badan jalan menjadi sempit. Sementara dikiri kanan badan jalan terdapat jurang dalam.

Kepala desa Renah Kayu Embun, Munir, membenarkan kondisi beberapa titik jalan menuju daerah RKE merupakan kawasan rawan longsor, dan rawan kecelakaan.
“Benar, setidaknya saat ini ada 5 titik badan jalan yang tertimbun longsor tanah dan kayu, meskipun bisa dilewati, namun kondisi ini rawan kecelakaan,” ungkap Munir.

(adi/jun/era/dik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: