Mendag Gita Pilih Mundur
Wakil Ketua Komisi IV M. Romahurmuziy justru menilai, alasan mundurnya Gita dari posisi mendag bukan semata ingin fokus menjalankan amanah sebagai peserta konvensi. Menurut dia, kemunduran yang bersangkutan tidak bisa dilepaskan dengan karut marut tata niaga perdagangan internasional dewasa ini. Terutama, terkait kondisi pasar tanah air yang dibanjiri produk-produk impor.
“Kalau memang konvensi menjadi penyebabnya, mestinya sejak awal konvensi dilakukan. Saya lebih melihatnya karena karut marut tadi itu,” ujar Romahurmuziy saat dihubungi kemarin.
Dia kemudian menunjuk salah satunya terkait importasi beras Vietnam jenis medium yang sekarang menjadi persoalan di kementrian perdagangan. Kasus itu dimulai dari penyamaran kode beras premium dan medium. Sebagaimana ketentuan yang ada, sejak 2008, beras medium terlarang untuk diimpor kecuali dilakukan oleh Bulog.
Namun, fakta di lapangan beras Vietnam jenis medium telah membanjiri sejumlah pasar. “Karena itu, SPI impor beras medium yang terbit kepada swasta oleh Kemendag terindikasi kongkalikong. Patut diduga ini tidak lepas dari upaya fund raising pihak-pihak tertentu untuk kepentingan suksesi 2014,” tandas sekjen DPP PPP itu.
Atas hal itu pula, dia mendesak pihak kepolisian agar segera memroses indikasi penyelundupan tersebut. “Harus tetap diusut sampai tuntas,” tegas Romi -sapaan akrab Romahurmuziy- kembali.
Di luar respon miring itu, Partai Demokrat tetap memberikan penghargaan terhadap keputusan Gita untuk mundur tersebut. Lewat juru bicara DPP Partai Demokrat Ihsan Modjo, Demokrat menyatakan bisa memahami keputusan menteri yang baru duduk sebagai mendag pada Oktober 2011 lalu itu.
“Hal ini sebagai konsekuensi etis dari pilihannya untuk maju dalam kompetisi politik pencapresan 2014-2019, meski bukan merupakan keharusan,” kata Ihsan.
PD, lanjut dia, juga berkeyakinan bahwa mundurnya Gita tidak akan mengganggu jalannya roda kabinet. Presiden sebagai pimpinan kabinet, menurut dia, akan segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan. “Akhirnya Partai Demokrat mengucapkan terimakasih atas segala pengabdian dan kontribusi beliau selama ini bagi bangsa dan negara,” katanya.
Diantara 11 peserta konvensi capres Partai Demokrat, Gita bukan satu-satunya pejabat publik yang ikut bertarung di arena penjaringan capres partai besutan SBY tersebut. Ada Menteri BUMN Dahlan Iskan, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua DPD Irman Gusman, anggota BPK Ali Masykur Musa, anggota DPR Hayono Isman, dan Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Hary Sarundajang.
Dihubungi terpisah, Dahlan Iskan menyatakan kalau pihaknya menghargai dan memuji sikap Gita yang mundur dari jabatan menteri untuk konsentrasi di konvensi Partai Demokrat. “Saya salut Pak Gita (mau) terjun 100 persen ke dunia politik. Saya masih mikir-mikir apakah saya bisa jadi politisi 100 persen,” kata Dahlan saat dihubungi.
Disinggung soal apakah nantinya akan mengikuti jejak Gita mundur dari jabatan menteri, Dahlan menjawab diplomatis. “Soal mundur atau tidak mundur, saya ini kan belum jadi capres, bahkan belum tentu juga jadi capres,” imbuhnya.
Dalam banyak kesempatan, Dahlan berulangkali menegaskan bahwa keikutsertaannya di konvensi capres Partai Demokrat karena diminta langsung oleh Ketua Umum DPP PD sekaligus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Atas hal itu pula, dia juga berkali-kali menyatakan kesiapannya mundur dari kabinet kalau hal tersebut merupakan permintaan SBY.
Tanggapan senada juga disampaikan Marzuki Alie. Ketua DPR itu mengapresiasi pula
Langkah sejawatnya sesama peserta konvensi mundur dari jabatannya sebagai mendag. Menurut dia, pihaknya bisa memahami keputusan mundur tersebut.
Menurut dia, kekhawatiran Gita kalau kinerjanya bisa terganggu karena aktivitas sebagai peserta konvensi bisa dimengerti. Hal itu mengingat, lanjut dia, posisi sebagai mendag memang sangat bersentuhan dengan kebutuhan rakyat. “Itu (sikap Gita) kami hargai,” kata Marzuki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: