Presiden Diminta Holding Perkebunan
MAKASSAR - Pembentukan holding BUMN perkebunan telah menjadi blueprint Kementerian BUMN. Namun, proses pembentukannya tidak selancar dua holding lain. Yakni bidang pupuk dan semen. Ini yang membuat Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhodono untuk merealisasikan induk usaha perkebunan.
\"Kami mohon segara ada contoh ketiga pembentukan holding BUMN yang nantinya bidang perkebunan. Saat ini, mereka sampai hari ini berdiri sendiri sendiri,\" kata Dahlan di sela peresmian pabrik PT. Semen Tonasa Unit V dan Power Plant 2x35 MW PT. Semen Tonasa, di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan (Sulsel), kemarin
Saat ini, ada 14 PT Perkebunan Nasional (PTPN) yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka mengelolah berbagai perkebunan, antara lain, kelapa sawit, tebu, karet, kakao, kopi, dan teh. Terkatung-terkatungnya holding BUMN Perkebunan ini tidak membuat beberapa PTPN untuk menghentikan aksi perseroan mendaftakan ke lantai bursa. PTPN V dan VII telah mendapat lampu hijau dari Kementerian BUMN untuk melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada tahun ini.
Menurut Dahlan, pembentukan dua holding sebelumya, PT Pupuk Indonesia dan PT Semen Indonesia (SI) berjalan dengan sukses. Sebelum menjadi satu, tambah dia, BUMN pupuk saling bersaing dengan ketat. Mereka saling jegal dalam memperebutkan pasar. \"Saat ini, pabrik-pabrik BUMN pupuk saling sinergi dan ada pembagian pasar,\" ujarnya.
Untuk SI, Dahlan mengatakan telah menjadi perusahaan multinasional. Saat ini, gabungan dari Semen Gresik, Semen Tonasa dan Semen Padang, produksinya telah menjadi nomor satu di Asia Tenggara. \"Tahun lalu, Semen Indonesia telah mengalahkan pabrik semen asal Thailand yang selama ini menjadi nomer satu di Asia Tenggara,\" ujarnya.
Bahkan, dua tahun lalu, SI berhasil ekspansi ke Vietnam dengan mengambil alih pabrik Thang Long Cement. Dan, dalam tempo setahun, Thang Long sudah membukukan laba. \"Pemasaran SI tidak hanya di Indonesia, tapi di lima negara Asia Tenggara lain seperti, Vietnam, Singapura, dan Laos,\" katanya.
Dahlan juga mengungkapan dalan waktu dekat SI juga berada di Myanmar. Emiten berkode SMGR bakal menandatangani kerjasama operasional atau joint operrational, seperti di Vietnam. \"Realisasinya satu atau dua bulan lagi,\" ujarnya.
Menurut mantan Dirut PLN itu Indonesia sangat berjasa dalam pembukaan ekonomi Myanmar. Jadi, jangan sampai ekonomi Myanmar terbuka, jangan \"negara lain yang memanfaatkan. \"Semen Indonesia \"terus melakukan upaya untuk segera punya pabrik di Myanmar dan titik positipnya sudah dekat,\"ucapnya.
Sementara itu, PT Semen Tonasa juga dilengkapi oleh pembangkit listrik berupa Boiler Turbin Generator (BTG) berkapasitas 2 x 35 MW yang bakal memasok kebutuhan listrik pabrik. Pembangkit listrik ini adalah yang terbesar yang pernah dibangun terintegrasi di industri semen.
Pembangkit listrik itu membuat Semen Tonasa bisa menurunkan biaya operasional hingga 40 persen jika dibandingkan dengan penggunaan listrik PLN. Dengan menggunakan pembangkit BTG tersebut, biaya listrik menjadi maksimal Rp700 per kwh, jauh di bawah harga listrik PLN sebesar Rp1.380 per kwh.
Keberadaan BTG baru itu semakin melengkapi infrastruktur penunjang di lingkungan pabrik Semen Tonasa. Sebelumnya, Semen Tonasa sudah memiliki BTG 1 yang berkapasitas MW. Dengan demikian, Semen Tonasa mempunyai pembangkit listrik berkapasitas 120 MW, sehingga bisa memenuhi kebutuhan listrik pabrik sebesar 105 MW.
Direktur Utama PT SI Dwi Soetjipto mengatakan, dengan adanya pembangkit listrik modern milik sendiri tersebut, Semen Tonasa bisa lebih efisien di tengah tren kenaikan listrik untuk sektor industri. \"Ini bukti bahwa Semen Tonasa sebagai bagian dari SMI terus melakukan inovasi demi mewujudkan keberlanjutan bisnis dan menjamin terciptanya profitabilitas maksimal di lingkungan perseroan,\" terang Dwi.
(dio)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: