>

BNI Catat Laba Rp 9,05 Triliun

BNI Catat Laba Rp 9,05 Triliun

Bakal Rem Pertumbuhan Tahun Ini

JAKARTA -Kinerja PT Bank Negara Indonesia tahun lalu memuaskan. Hal tersebut setelah BUMN perbankan tersebut mencatat laba bersih sebesar Rp 9,05 triliun pada 2013. Capaian tersebut tumbuh 28 persen dibanding laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp 7,1 triliun.

                Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo mengatakan, raihan tersebut didapat dalam situasi yang tak mendukung. Menurutnya, banyak sekali kendala yang yang muncul baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Misalnya, kenaikan harga bahan bakar minyak yang memicu inflasi tinggi. Atau nilai tukar rupiah yang tertekan akibat melebarnya defisit transaksi berjalan.

\"Ada juga isu pengurangan stimulus ekonomi oleh pemerintah Amerika Serikat,\" jelasnya di Jakarta kemarin (19/2). Dia menjelaskan, pendorong utama laba bersih tahun lalu adalah pendapatan operasional (operating income) sebesar Rp 28,5 triliun. Besaran terdiri dari pendapatan bunga bersih (net interest income) yang tumbuh 23,3 persen menjadi Rp 19,06 triliun. Kemudian, realisasi pendapatan nonbunga yang mencapai Rp 9,37 triliun.

\"Net interest income memang dominan. Hal itu karena kinerja penyaluran kredit BNI yang tumbuh 24,9 persen dibanding tahun lalu menjadi Rp 250,64 triliun,\" ungkapnya.

Dia merinci, Alokasi kredit terbesar BNI merupakan kredit korporasi yang mencapai Rp 112,23 triliun. Itu tumbuh 55,4 persen dibanding tahun 2012. Pertumbuhan pesat tersebut ditunjung oleh 116 debitur kredit medium BNI yang naik kelas menjadi kredit korporasi dengan nilai total Rp 10,3 triliun.

\"Kredit BNI terus tumbuh pada dua bidang utama. Untuk sektor business banking, kredit tumbuh 26,5 persen dan untuk sektor consumer and retail banking yang tumbuh 15,5 persen,\" jelasnya.

Tumbuhnya kredit tersebut, lanjut dia, menyebabkan loan to deposit ratio (LDR) meningkat menjadi 85,3 persen pada 2013. Capaian tersebut lebih tinggi dari LDR 2012 sebesar dari 77,5 persen. \"Peningkatan ini menunjukkan fungsi BNI sebagai lembaga intermediasi semakin baik. Kualitas kredit pun membaik dengan menurunnya net NPL (non profit loan) turun menjadi 0,5 persen. Sedangkan gross NPL turun menjadi 2,2 persen,\" terangnya.

Dia menambahkan, pertumbuhan kredit tetap didominasi oleh kredit dalam mata uang rupiah. Kategori tersebut menyerap sekitar 84 persen dari total portofolio kredit. Menurutnya, hal tersebut diakui komitmen BNI untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tanah air.

Dengan catatan kinerja tersebut, BNI dan dunia perbankan Indonesia patut berbangga. Karena, di tengah kondisi perekonomian yang penuh tantangan, perbankan nasional masih mencatatkan kinerja yang cukup baik. Pertumbuhan pendapatan operasional merupakan hasil dari upaya BNI dalam meningkatkan ekspansi kredit dengan fokus pada delapan sektor unggulan,\" tuturnya.

Sementara itu, BNI juga terus menambah Dana Pihak Ketiga (DPK) sebagai salah satu usahanya. DPK tahun lalu tumbuh sebesar 13,3 persen. Dari Rp 257,66 triliun pada 2012 menjadi Rp 291,89 triliun pada 2013.

Untuk tahun ini, Gatot mengaku sudah mengantisipasi kebijakan moneter ketat yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Ditambah lagi, dampak dari pengurangan stimulus moneter oleh The Fed di Amerika Serikat (AS). Karena itu, pihaknya bakal sedikit menahan pertumbuhan kredit pada 2014.

Pertumbuhan kredit akan kami targetkan mencapai 14-17 persen. Itu terdiri dari pertumbuhan kredit business banking sebesar 15-18 persen. Dan, kredit consumer and retail banking sebesar 14-15 persen.

“ Untuk dana pihak ketiga, kami menargetkan pertumbuhan 13-14 persen tahun ini. Karena kondisi likuiditas di tanah air sedang ketat, maka kami menjaga LDR terjaga di 85-87 persen tahun ini,\" jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: