Temuan BPK Belum Tuntas
Lebiha lanjut, disebutkannya berdasarkan recount tersebut, itu saja angkanya tidak sama, di keuangan nilai asetnya berbeda, dengan di perlengkapan.
Kenapa terjadinya selisih? Ia mejelaskan, karena misalkan belanja barang dan Jasa dimasukkan dan tidak di belanja modal.
\"Itu tadi di Laporan Realisasi Anggaran (LRA), belanja barang dan jasa dimasukkan, tidak dibelanja modal. Hingga termasuk di belanja barang dan jasa bukan di belanja modal. Misal dia beli lap top, harusnya masuk dibelanja modal,\" terangnya.
Ditanyakan ada berapa selisih nilainya, apakah diatas Rp 2 M? Ia menjelaskan, selisih tersebut cukup besar sehingga dianggap material.
\"Besar juga aset itu, kalau misal di bawah Rp 1 M, mungkin kita tidak dianggap material. Kita tidak tahu persis berapa, tapi karena besarnya itu dianggap material. Jadi ini yang memengaruhi WTP, jika sudah dianggap materialisasi ya itu tantunya mempengaruhi opini dan tentunya Wajar Dengan Pengecualian (WDP), pengecualian itu apa, ya aset itu,\" jelasnya.
Ketika ditanyakan apakah Pemkot bisa meraih WTP? Ia menyebutkan, Kalau Walikota Optimis 2014, yang berarti 2015 laporannya.
\"Kalau tahun ini kita tidak tau. 2015 nanti mungkin bisa kita raih WTP,\" tukasnya.
(jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: