SAD : Konflik dengan PT Asiatic Tuntas
MUARABULIAN - Konflik lahan antara warga Suku Anak Dalam (SAD) dengan PT Asiatic Persada di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Batanghari tuntas. Tuntasnya konflik yang terjadi sejak tahun 2008 ini berkat fasilitasi Pemkab Batanghari dan TimDu Kabupaten Batanghari.
PT Asiatic sendiri sejak Januari 2014 telah menyerahkan kebun plasma kepada pihak SAD dan sudah bisa dipanen.
\"Konflik kami dengan PT Asiatic sudah selesai, saat ini masyarakat sudah menikmati hasil. Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada PT Asiatic Persada,\" ujar Temenggung 9 Bilah, Herman Basir, kepada koran ini, kemarin.
Dikatakan Herman, walaupun di lahan tersebut masih ada aktivitas pencurian sawit, namun pelakunya bukan warga SAD. \"Untuk itu segenap warga SAD jangan mudah ikut ajakan orang yg tidak bertanggung jawab. Apapun permasalahan SAD di provinsi Jambi ini mohon libatkan temenggung. Pasalnya jangan sampai warga SAD diperjual belikan. Saya bertanggung jawab penuh terhadap SAD yang ada di provinsi Jambi,\" tegasnya.
Ia berterimakasih kepada pemkab Batanghari dalam hal ini Timdu bersama ketua lembaga adat semenjak terjun untuk mencari penyelesaian terhadap permasalahan ini, hingga saat ini mereka telah merasakan hasil. \"Untuk itu saya Memohon kepada penegak hukum, jika kalau masih ada yang menamakan SAD, tolong ditindak dan diproses secara hukum. Saya tidak mau nama kami dijelekan. Karena kami malu selama ini yang dijual didepan selalu nama SAD, padahal kami tidak pernah dilibatkan,\" harapnya.
Namun Jika masih ada yg mengaku SAD asli, maka mereka akan memverivikasi terlebih dahulu. Pasalnya, mereka tahu persis bagaimana bentuk warga SAD asli, walau bagaimanapun ia memakai baju.
\"Jika masih, maka kita akan cari tahu ia berasal dari keturunan mana. Dan Saya akan bertanggung jawab atas pernyataan bahwa setelah ini dikatakan selesai tidak akan terjadi lagi konflik lahan antara SAD dengan Asiatic,\" Tegasnya.
Sementara itu, Ali alatas, Ketua Rumpun keturunan pencerah yang telah diperivikasi mengatakan terimakasih sekali kepada PT Asiatic Persada dimana sejak januari 2014 PT Asiatic Persada telah menyerahkan kebun penghidupan (Plasma) kepada mereka dan saat ini mereka sudah panen dan menikmati hasilnya. \"Alhamdulillah saat ini warga SAD asli telah pulang ke rumah tempat semula, atas hasil verifikasi dari lembaga adat. Dan juga terima kasih kepada perusahaan selama ini sudah membela kami, menjaga kebun kami dari pencurian,\" ujarnya.
Diakuinya, bahwa saat ini mereka tidak punya masalah lagi dengan PT Asiatic Persada. Selama ini warga SAD banyak yang dimanfaatkan oleh warga yang mengatas namakan SAD untuk mencari keuntungan sendiri.
\"Selama ini warga kami banyak dimanfaatkan. Dan termasuk lah tintus yang dipukuli dan puji yang meninggal itu bukanlah warga asli SAD. Pasalnya kami tidak pernah merasakan di aniaya baik dari perusahaan maupun kepolisian,\" ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Adat Kabupaten Batanghari, Fathuddin Abdi mengatakan, bahwa setelah diperivikasi dari 17 rumpun keturunan warga SAD, hasil terdapat 994 KK dengan puluhan ribu jiwa yang berhak mendapatkan 2.000 hektare lebih lahan yang merupakan pola kemitraan dengan PT Asiatic Persada.
\"untuk yang berhak menerima lahan 2000 hektar ini sudah valid termasuk dari 113. Dan Semua ini sudah diterima,\" ujar Fathuddin Abdi.
Dijelaskannya, bahwa saat ini warga SAD sudah panen dan menikmati hasil dengan pendapatan Seminggu rata-rata 1,6 juta/KK. Jadi yg saat ini masih ada pencurian inilah yang menjadi pertanyaan.
\"Kami berharap agar aparat keamanan dapat menindak tegas para pencuri dan penadah buah sawit mereka,\" pungkasnya.
(adi/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: