Kisah Tiga Pendekar Menebar Demam Pencak Silat ke Mancanegara

 Kisah Tiga Pendekar Menebar Demam Pencak Silat ke Mancanegara

 Misalnya, ketika festival pada 2007, anggota tim Indonesia yang \"ketinggalan\" di Prancis adalah Yayan dan Cecep. \"Mereka meminta kami stay tiga bulan. Mereka yang menanggung semua biaya. Kami diminta mengajari mereka,\" lanjutnya.

 Jadilah, mereka berkeliling kota di sana untuk mengajar silat. Cara itu membuahkan hasil. Sebab, selalu ada murid asing mereka yang menguasai apa yang diajarkan. Lalu mengajarkan lagi ke orang lain. \"Sekarang di Prancis sudah ada 15 perguruan silat yang eksis. Yang mengajari mereka ya pesilat-pesilat Indonesia. Sebelum kami sudah ada yang pernah diminta melatih juga,\" jelasnya lagi.

 Pada 2012 Cecep juga diminta mengajar di Amerika Serikat (AS). Kalau ini ceritanya lebih unik. Bukan karena ada festival martial art. Namun, ada orang AS yang menikah dengan orang Garut. \"Mereka ini tahu saya dari internet. Lalu istrinya yang orang Garut ini menelusuri saya,\" ceritanya. Mereka lalu mengundang Cecep ke AS. \"Saya sebulan di Arizona. Ngajar di sana. Karena waktu itu saya sudah jadi PNS, jadi maksimal dikasih izin satu bulan,\" ungkap dia. Juni ini Cecep juga mengajar lagi di AS dua bulan. Kali ini di tempat yang berbeda dan orang yang berbeda pula. 

 Melihat fakta-fakta tersebut, Yayan, Cecep, maupun Very bersyukur. Sebab, ini menunjukkan betapa silat sudah diminati dan dicintai masyarakat luar negeri. Di luar itu, ada media lain untuk mengenalkan pencak silat: melalui film. Ketiganya sama-sama terlibat di film The Raid 2. Very di sekuel pertama sempat ikut main, tapi hanya sebagai fighter. Kali ini dia memerankan Baseball Bat Man, petarung dengan senjata andalan tongkat bisbol. Untuk Cecep, ini adalah kali pertama dia bermain film. Dia menjadi pembunuh berdarah dingin yang bisu, assassin.

 \"Saya sudah ditawari sama Kang Yayan sejak 2010 untuk The Raid pertama. Tapi, saya belum berani bilang iya,\" ungkapnya. Soalnya, waktu itu dia baru saja diangkat sebagai PNS. \"Tidak enak kalau harus izin lama,\" sambungnya. Baru kali ini dia menyanggupi.

 Bagi masyarakat pencak silat, film tersebut sangat membantu mereka untuk memopulerkan silat ke kancah dunia. Sebab, filmnya pun akan tayang di dunia. \"Saya sangat bangga kalau bisa ikut memopulerkan silat di film ini,\" katanya lagi.

 Sampai detik ini ketiganya tidak memiliki keinginan untuk meninggalkan pencak silat. Cecep memang menjadi guru SD. Tapi, tetap saja di SD pun dia juga mengajar silat. Untuk Yayan, sejak terjun sebagai pelatih profesional pada 1988 hingga sekarang, pekerjaannya ya pelatih silat. \"Kalau di sini mungkin masih dianggap gimana gitu ya. Pekerjaannya pelatih silat. Tapi, kalau di luar negeri, pelatih silat itu kayak dewa,\" ungkapnya bangga.

 Sempat mencoba berbisnis bersama rekan, kata Yayan, ujung-ujungnya dirinya kembali ke pencak silat. Kalau Very, dia mewakili generasi muda pencak silat. Juara pencak silat Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2003 dan 2005 itu mantap mengabdikan hidup untuk silat. Dia juga kini bersama Yayan sedang menjalani proses persiapan film selanjutnya.

(*/c9/kim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: