Merapi Bergejolak, Warga Diminta Tenang

Merapi Bergejolak, Warga Diminta Tenang

MUNGKID - Gunung Merapi kembali bergeliat. Kamis (27/3), sekitar pukul 13.05, Merapi mengeluarkan asap sulfatara. Sebelumnya, gunung teraktif di dunia ini juga sempat mengeluarkan suara gemuruh dan getaran-getaran.

Kondisi ini sempat membuat warga di lereng Gunung Merapi kebingungan. Sebagian warga yang tinggal di sekitar Merapi, begitu tahu kondisi tersebut langsung keluar rumah. Mereka bertanya-tanya mengenai kondisi Merapi, pascamengeluarkan suara gemuruh dan asap tersebut.

Petugas Pengamat Pos Merapi Babadan, Triyono mengatakan, suara gemuruh sempat terjadi dalam beberapa menit. Meski begitu, visual Merapi dari Babadan yang berjarak sekitar 4,5 kilometer dari puncak Merapi tidak terlihat.

\"Kami belum bisa memastikan, apakah ada abu yang turun ke wilayah Magelang,\" jelasnya, kemarin siang (27/3).

Meski mengeluarkan asap sulfatara, ketinggian asap tidak diketahui pasti. Karena siang kemarin (27/3), Merapi diselimuti kabut.

\"Asap sempat membumbung tinggi. Namun, masyarakat yang tinggal di sekitar Merapi tetap beraktivitas seperti biasa,\" kata Humas SAR Kabupaten Magelang, Ahmad Muslih.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang yang ikut memantau Merapi menyatakan pascapergerakan Merapi, tidak terjadi hujan abu di wilayah Kabupaten Magelang. Hanya, sejumlah warga telah melaporkan adanya suara gemuruh disertai getaran dari arah gunung Merapi pada pukul 13.00.

Mereka yang melaporkan adalah warga yang tinggal di Dusun Paten, Kecamatan Dukun dan Dusun Jurang Jero, Kecamatan Srumbung.

\"Warga yang mendengar suara gemuruh berada di sekitar 5 - 7 kilometer dari puncak Merapi,\" kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang, Joko Sudibyo.

Dijelaskan Joo, kawah Merapi saat ini terbuka. Sehingga kemungkinan sering terjadi fenomena tertentu, seperti hembusan asap sulfatara.

Untuk itu, Joko mengimbau warga tetap tenang dan waspada, terkait aktivitas Merapi. Menurut Joko, Merapi yang sering menunjukkan gejala-gejala tertentu disebabkan karakteristik Merapi yang berubah sejak erupsi 2010.

\"Kami imbau warga tenang namun waspada. Jangan percaya terhadap informasi yang tidak valid,\" pintanya.

(ady/hes)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: