Pulang dari Brasil, Gelar Konser di New York

Pulang dari Brasil, Gelar Konser di New York

 \"Terima kasih, semua itu berkat dia,\" ujar Ntombeinhle menanggapi pujian dari Jawa Pos bahwa suaranya indah sembari menunjuk sang mentor, Sihle.

 Sihle memang bukan nama sembarangan di jagat musik Afsel. Dia adalah rapper Afsel dengan reputasi internasional. Secara indie, dia sudah melahirkan dua album, The Gift of Imagination (2006) dan Amathuluzi (2009). Tahun ini di bawah naungan salah satu label besar di Afsel, musisi 27 tahun itu kembali menelurkan Direction dengan nama panggung baru: Mhligo.

 Sebagai musisi terkenal, dia punya jadwal yang lumayan padat. Setelah menjadi pendamping tim Afsel di SCWC 2014, misalnya, dia akan terbang ke New York, AS. Dia bakal menggelar konser atas undangan From the Root, sebuah organisasi yang peduli kepada mereka yang berhasil mentas dari jalanan.

 Ya, memang dari jalanan Umlazi, kota di sebelah barat daya Durban, Sihle berasal. Masa kecil dan remaja dihabiskannya di jalanan kota yang didirikan para misionaris AS dan lantas dibuka untuk warga kulit hitam pada 1965 tersebut.

 Seperti umumnya permukiman dengan mayoritas penduduk kulit hitam, level perekonomian di Umlazi tergolong rendah. Sebagai dampaknya, tingkat kejahatan di sana tergolong tinggi. Karena itu, hampir di tiap sudut di Umlazi bisa ditemukan kantor polisi.

 Sihle pun merasa beruntung bisa lepas dari perangkap kejahatan di kota asalnya tersebut. Tapi, dia mengaku mendapat banyak pelajaran dari jalanan yang lantas diboyongnya ke dunia yang dicintai: musik.

 Tak heran, dalam lirik-liriknya, Sihle selalu menulis tentang apa yang ditemui atau dialami di lingkungan sekitar sejak masih kecil hingga kini. Mulai kasus HIV/AIDS, kemiskinan, sampai pendidikan di negerinya.

 \"Tapi, saya menulisnya dalam perspektif yang membangkitkan semangat atau mengandung humor. Itu agar pendengar tidak larut dalam kesedihan, tapi justru bangkit untuk mencari jalan keluar,\" tuturnya.

 Butuh perjuangan panjang, setidaknya tujuh tahun, bagi Sihle untuk bisa sampai ke tahap karirnya yang sekarang. Dan, ketika kesuksesan telah berada di dalam genggaman, dia tetap tak melupakan dunia yang membesarkannya: jalanan.

 Sihle terus aktif menjadi penanggung jawab program seni di Rumah Singgah Umthombo di Durban yang dilakoni sejak 2006. Senin sampai Jumat, pukul 14.00 sampai 19.00, dia membimbing anak-anak jalanan yang ditampung Umthombo untuk menyalurkan ekspresi melalui seni. Baik itu musik maupun lukis.

 \"Saya bebaskan anak-anak untuk memilih apa yang mereka sukai. Ada yang memilih menyanyi seperti Ntombeinhle, main instrumen, atau corat-coret di atas kanvas. Saya percaya seni adalah medium penyaluran ekspresi yang paling mumpuni,\" katanya.

 Ntombeinhle menyebut Sihle sebagai guru yang menyenangkan. \"Dia lucu dan pendengar yang baik. Dia selalu bisa menumbuhkan kepercayaan diri kami untuk menekuni apa yang kami sukai,\" ujarnya.

 Tapi, tidak berarti Sihle hanya siap berbagi melalui seni. Pada 2009 dia menjadi pelatih basket. Yakni, ketika ditunjuk menjadi salah seorang instruktur dalam program Peace Players International. Sihle juga aktif dalam AIDS Healthcare Foundation di Ithembalabatu.

 Di sela berbagai kesibukannya itu, dia terus menulis lirik lagu dan mengaransemen musik. Manggung di berbagai kota di Afsel juga terus dijalani. Jika sampai berbenturan dengan jadwalnya di Umthombo, dia akan berkoordinasi lebih dulu dengan para koleganya yang mencapai 17 orang.

 \"Yang terpenting jangan sampai anak-anak di Umthombo terbengkalai,\" tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: