>

Golkar Cari Cawapres Pendulang Suara Intensif Dekati Partai Demokrat

 Golkar Cari Cawapres Pendulang Suara Intensif Dekati Partai Demokrat

JAKARTA -  Kandidat calon wakil presiden (cawapres) Partai Golongan Karya (Golkar) pendamping Ketua Umum Aburizal Bakrie belum definitif. Sejumlah nama sempat digadang-gadang. Namun, keputusan akhir sosok cawapres pendamping Ical -sapaan akrab Aburizal- akan ditetapkan dalam forum rapat pimpinan nasional (rapimnas).

 Wakil Ketua Umum Partai Golkar Sharif Cicip Sutardjo menyatakan, forum rapimnas 2012 telah menetapkan Ical sebagai capres. Sebagai penentu sosok cawapres nanti, sudah sepatutnya Golkar menggelar forum yang sama. Sekaligus meminta pandangan dan kesepakatan dari DPD tingkat I partai beringin. \"Cawapres tetap disahkan pada rapimnas Mei nanti,\" ujar Cicip di kantor DPP Partai Golkar Sabtu lalu (12/4).

 Cicip menerangkan, Golkar akan memastikan terlebih dahulu perolehan riil suara nasional berdasar keputusan KPU. Golkar ingin memastikan apakah mampu mencalonkan pasangan capres dan cawapres sendiri. Jika tidak, partai beringin perlu berkoalisi demi memenuhi persyaratan persentase kursi atau suara pengajuan pasangan capres dan cawapres. \"Paling tidak satu partai untuk koalisi. Nanti kami koalisi sekaligus untuk parlemen,\" katanya.

 Cicip menyebutkan, komunikasi dengan semua partai terus dibuka. Namun, menurut dia, salah satu partai yang paling serius didekati adalah Demokrat. Sebelum pelaksanaan pemilihan umum legislatif (pileg), jelas Cicip, Ical sudah kerap bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. \"Namun, pascapileg saat ini belum bertemu,\" ungkapnya.

 Cicip menambahkan, Golkar tidak pernah mematok figur cawapres apakah berasal dari Jawa atau non-Jawa. Hal yang terpenting adalah cawapres pendamping Ical harus cocok dengan Ical selaku capres. \"Kita akan pilih orang yang bisa membawa suara atau pengaruh. (Karena) di bawah 112 kursi, kita belum bisa mengajukan,\" ujarnya.

 Meski hitung cepat menempatkan Golkar di posisi kedua suara nasional, tidak mudah bagi kubu partai beringin mencari sosok cawapres pendamping Ical. Penyebab utamanya adalah handicap elektabilitas rendah yang selama ini hinggap kepada Ical.

 Direktur Eksekutif Polcomm Institute Heri Budiarto menyatakan, dengan asumsi akan ada tiga klaster besar pencapresan, posisi Ical tidak menguntungkan dibanding capres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo dan capres Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto. Dengan perolehan nasional di kisaran 14\"15 persen, Golkar memerlukan usaha keras untuk berkoalisi dengan partai peserta pemilu lainnya. \"Agak susah bagi Partai Golkar menggandeng koalisi,\" ujarnya.

 Heri menilai, di antara PDIP dan Gerindra, Golkar akan paling sulit mendapatkan mitra koalisi. Dari sebaran capres, elektabilitas paling rendah dimiliki Ical. Posisi Demokrat yang juga didekati Golkar pun sangat penting bagi partai lain. Namun, Golkar hanya membutuhkan setidaknya satu partai untuk bisa mengajukan pasangan calonnya dalam pilpres. \"Katakan Partai Golkar didukung Hanura, sebaran pemilih akan merata,\" terangnya.

(bay/c9/fat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: