Menangkap Rezeki Durian Runtuh Piala Dunia

Menangkap Rezeki Durian Runtuh Piala Dunia

Dari Jual Celengan hingga Undang Cannavaro

Perayaan sepak bola akbar Piala Dunia selalu ditunggu masyarakat dunia. Bahkan, seseorang yang bukan pencinta sepak bola sekalipun, bisa tiba-tiba menjadi pencinta sepak bola jika turnamen empat tahun sekali itu berlangsung.

Perhitungan asosiasi sepak bola dunia FIFA pasca Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan berakhir menyebutkan, Piala Dunia menciptakan 695 ribu pekerjaan baru, sekitar 5 miliar orang jadi penonton, dengan lebih dari 18 ribu perusahaan media dan 50 ribu wartawan asing melaporkan peristiwa tersebut selama 30 hari terus-menerus.

Pendeknya, Piala Dunia dapat menjadi stimulus perekonomian yang dahsyat. Kehadirannya selalu membawa durian runtuh bagi siapa saja; tuan rumah, peserta, hingga negara yang warganya gila bola seperti Indonesia.

Moleknya keuntungan yang dijanjikan Piala Dunia itu sudah lama diincar PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Perusahaan media milik grup Bakrie ini tak sayang membuka brankas untuk menyetorkan USD 60 juta setara Rp 700 miliar (kurs Rp 11.600) kepada FIFA untuk dapat mengapit hak siar Piala Dunia 2014 di Indonesia.

Direktur Keuangan VIVA Sahid Mahudi mengatakan, dana sebesar itu dinilai perusahaan sebanding dengan potensi keuntungan yang diincar. \"Sepak bola adalah olahraga paling digemari masyarakat Indonesia. Olahraga ini tidak mengenal golongan, agama, dan ras, sehingga pasar yang bisa kami garap sangat luas,\" papar Sahid menjelaskan alasan invetsasi perusahaannya kepada Jawa Pos, Rabu (30/4).

VIVA membagi penggunaan hak siar Piala Dunia 2014 kepada tiga anak perusahaannya, yakni TVOne, ANTV, dan VIVA Plus. Selain strategi on air melalui program TV, sosialisasi dilakukan melalui agenda off air dari satu kota ke kota lain di Indonesia. \"Ada banyak caranya. Bisa kita bikin event off air sendiri, atau memanfaatkan yang ada seperti kita bikin program memanfaatkan car free day atau lainnya,\" terusnya.

Sahid mengaku optimistis share penonton akan meningkat signifikan saat Piala Dunia berlangsung karena event itu bertepatan dengan bulan suci Ramadan. Tanpa ada Piala Dunia saja, jam utama (prime time) penonton TV bertambah pada jam sahur sampai subuh dari sebelumnya hanya sekitar pukul 17.00 sampai pukul 22.00 pada hari biasa.

Piala Dunia yang berlangsung di Brasil dan tayang secara langsung di Indonesia pada sekitar subuh sampai pagi. Dengan demikian, kata Sahid, prime time pada Ramadan tahun ini akan berlangsung lebih lama. \"Bahkan, bisa saja 12 jam. Jadi, nanti bukan hanya umat muslim yang bangun pagi untuk Sahur, tetapi semua penggemar sepak bola,\" ujar Sahid.

Presiden Direktur VIVA Erick Thohir mengungkapkan, saat Piala Dunia dan Ramadan nanti, ANTV akan kebanjiran hingga 700 persen penonton bila dibandingkan dengan hari-hari normal. \"Perkiraan ini mengacu survei Nielsen dalam Piala Dunia sebelumnya,\" ujar pengusaha yang juga presiden klub sepak bola Inter Milan itu. Menurut Erick, TV share ANTV pada Maret 2014 terus naik. Dari semula 6,7 persen (rata-rata 2013) menjadi 8,7 persen dan mengantarkan ANTV menembus lima besar TV nasional terkemuka.

Tak hanya menggenjot penonton di stasiun TV nasional non-bayar (free to air), VIVA juga mengambil momentum Piala Dunia untuk meluncurkan stasiun TV berbayar (kabel), VIVA Plus pekan lalu dan saat ini mulai berjualan. \"Sampai hari ini (30/04) waiting list-nya sudah 100 ribu pelanggan. Kami pakai teknologi satelit,\" ungkap Sahid.

VIVA Plus akan bersaing dengan beberapa pelaku di industri TV berbayar yang sudah eksis, terutama milik grup MNC (Indovision) dan grup Lippo (First Media). Nilai jual VIVA Plus, menurut dia, tentu saja sajian maksimal Piala Dunia 2014. \"Kami ada sembilan channel khusus terkait Piala Dunia. Dari sembilan itu ada dua yang teknologinya high definitive (HD),\" urai Sahid.

Tak hanya perusahaan pemilik hak siar TV yang sibuk menyambut hadirnya Piala Dunia. Kalangan BUMN juga tak mau ketinggalan. BUMN Migas PT Pertamina memanfaatkan event empat tahunan itu sebagai ajang menggeber merek jajaran BBM-nonsubsidi pertamax. Hal itu dilakukan dengan program Jalan Pertamaxku Bersama Cannavaro.

Apa hubungan bola dengan bisnis migas? Vice President Corporate Communication PT Pertamina Ali Mundakir mengaku, promosi yang bersangkutan dengan momen Piala Dunia baru pertama dilakukan perusahaannya. Biasanya, promo undian Pertamina berhubungan dengan olahraga otomotif. Misalnya, undian menonton F1 di Italia yang sudah berjalan empat tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: