>

Habitat Harimau Terusik

Habitat Harimau Terusik

MARAKNYA penyerangan Harimau Sumatera (Panther Tigris Sumatrae), disinyalir karena lahan para petani dekat dengan habitat harimau tersebut.  Hal ini disampaikan oleh Komandan Metigasi Konflik Harimau dan Manusia BKSDA Provinsi Jambi, Nurazman.

Dia juga mengatakan, selain habitatnya terusik dengan keberadaan lahan manusia, juga banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penyerangan Harimau terhadap manusia.

“ Faktornya ada bermacam-macam, diantaranya, itu habitat harimau itu sendiri saat ini juga sudah banyak dirusak manusia, seperti perambahan hutan-hutan yang mana selama ini merupakan tempat populasi harimau tersebut. Kemudian dirambah untuk dijadikan lahan baik itu perusahaan maupun masyarakat dan juga bisa saja dari faktor harimau itu sendiri, yang mana apabila harimau itu merupakan harimau indukan dia memiliki sifat yang sangat Agresif dan memiliki daerah territorial sendiri, akibatnya bukan hanya manusia, tetapi hewan lain juga tidak akan dibiarkannya berada di wilayah teritorialnya tersebut,” terang Nurazman, kepada Jambi Ekspres, Kemarin, Selasa (13/4).

Lebih lanjut Nurazman mengatakan, langkah dari pihaknya selama ini untuk  mengatasi konflik antara manusia,  yaitu menurunkan TIM kelapangan, kemudian melihat situasi sebenarnya yang terjadi dilapangan, apabila ada warga yang diserang harimau, maka ada langkah-langkah yang harus diambil.

“Kita melihat dulu kondisi pemukiman yang diserang oleh Harimau tersebut, apabila harimau itu berada jauh dari habitatnya, tentunya kita akan melakukan pemasangan perangkap, dan apabila dekat dengan habitatnya, kita akan mencoba menggiring harimau itu untuk kembali memasuki habitatnya” jelas Nurazman.

Namun ketika ditanyai masalah penyerangan harimau yang terjadi di wilayah Muara Tabir, dirinya tidak bisa banyak berkomentar banyak, karena pemberitaannya masih simpang siur, tetapi Tim sudah diturunkan kesana untuk melihat kondisi yang terjadi.

“Masalah itu saya belum bisa berkomentar, karena masih menunggu tim BKSDA yang turun kesana,” pungkasnya.

Sementara itu Elisa Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH), dari BKSDA Provinsi Jambi, mengatakan kalau BKSDA hanya menjaga harimau yang berada diwilayah hutan konservasi, atau hutan suaka. Seperti contohnya Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) itu memiliki unit perlindungan sendiri terhadap harimau yang berada dikawasan tersebut.

“Jadi kami hanya mengkonservasi harimau yang berada di luar wilayah taman nasional,” jelas Elisa.

Lebih lanjut Elisa mengatakan saat ini BKSDA mengkonservasi beberapa wilayah yang ada di Provinsi Jambi yaitu, wilayah PT Wira Karya Sakti Distrik I,II, Dan VI dengan jumlah populasi harimau ada 6 ekor , PT Restorasi Ekosistem Indonesia (Reki) ada 7 ekor.

“.Ada juga di kabupaten muaro Jambi, yaitu penyanga Taman Nasional Berbak, diasan terdapat 5 ekor Harimau” paparnya.

Elisa juga memberikan data tambahan mengenai pupulasi harimau sumatera  yang baru saja dihimpun  oleh BKSDA Jambi, diantaranya dari HPH eks Dalex yang terdapat disungai Manggatal. Disitu ada 2 anakan Harimau yang di temukan  oleh Suku Anak Dalam dan kemudian di tawarkan kepada masyarakat, tetapi itu sudah kita serahkan ke Taman Safari Malang. Setelah itu ada juga yang berada di PT WKS 1 ekor harimau Jantan,  menyerang 3 orang warga, 1 meninggal, harimaunya  sampai saat ini belum berhasil ditangkap.

“Juga ada yang ditemukan masyarakat di perkebunan desa ladang panjang, itu ada 3 ekor anakkan, tetapi ketiganya telah mati akibat Dehidrasi, hipotermia dan kegagalan fungsi paru-paru,”  sebut  Elisa.

Selain Sumber yang dimiliki oleh BKSDA Jambi, Elisa Juga memberikan data tambahan  yang didapat dari kamera Trap tim Frankfurt Zooloogical society (FZS).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: