>

Ekonomi Jambi Tumbuh 8, 37 Persen

Ekonomi Jambi Tumbuh 8, 37 Persen

JAMBI - Pertumbuhan ekonomi Jambi sangat menjanjikan. Hal ini dapat dilihat dari naiknya angka Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan I-2014 tercatat tertinggi di Sumatera dan kedua tertinggi dibandingkan seluruh provinsi di Indonesia.

Berdasarkan data dari kajian ekonomi dan keuangan regional provinsi Jambi Triwulan I tahun 2014 yang dikeluarkan Bank Indonesia baru-baru ini, menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi provinsi Jambi tumbuh sebesar 8,37% per tahun. Angka ini meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 6,93%, serta lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional 5,53%, dan Sumatera 5,43%.

Meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi tersebut tersebut dipicu oleh meningkatnya ekspor sebesar 18,33 % pertriwulan dan tingginya konsumsi lembaga swasta nirlaba yang mencapai 15,05 %. Maka tidak bisa dipungkiri bahwa naiknya angka pertumbuhan yang cukup signifikan tersebut juga disebabklan oleh berbagai program gubernur yang menganut azas pro job, pro poor, pro growth dan pro environment.

Dinamika pembangunan ekonomi jambi di sektor lain juga menunjukkan angka angka yang cukup menarik, Provinsi Jambi juga mampu mengurangi angka penganguran menjadi 2,50 persen dari 2,86 %, sehingga jumlah pengangguran juga mengalami penurunan dari 45 ribu orang pada februari 2013 menjadi 39 ribu orang pada februari 2014. Dari berbagai indikator makro tersebut, maka terlihat bahwa total output Jambi mencapai Rp 23,39 triliun atau 1,15% perekonomian Indonesia Rp 2.026,11 triliun dan masih tetap bertumpu pada sektor primer 45,20% diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 37,38% dan sektor sekunder 17,42%. Ekspor dan Impor Provinsi Jambi berdasarkan data BPS pada Triwulan I tahun 2014, Ekspor jambi mencapai 11,40 triliun, meningkat 18,88% per triwulan atau 28,86% per tahun.sedangkan Ekspor ke luar negeri sebesar 6,32 triliun 55,43%. Ekspor ke luar daerah 5,08 triliun 44,57%.

Gubernur Jambi H. Hasan Basri Agus (HBA) menyatakan, berbagai upaya dan program yang dicanangkan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan salah satunya melalui One Village One Product (OVOP) serta pengembangan wirausaha lainnya. ”Kita optimalkan peran pemuda untuk menggerakkan perekonomian di desa dengan mengedepankan prinsip OVOP,” katanya.

Program serupa lainnya, Pemerintah Provinsi Jambi dengan Gerakan 10.000 Wirausaha melalui jalinan kerjasama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). ”Kerjasama itu menggalakkan wirausaha bagi generasi muda,\" ungkapnya.

HBA menyadari pembangunan kewirausahaan sudah menjadi agenda strategis dalam kerangka memperkuat struktur perekonomian dalam skala lokal, regional, maupun global. ”Wirausaha merupakan tulang punggung perekonomian karena sebagian besar pendorong perubahan, inovasi dan kemajuan suatu negara adalah para wirausahawan.\" Indikator positif itu karena kinerja dan program Pemerintah Provinsi Jambi bersentuhan langsung dengan masyarakat,\" tambahnya.

Untuk Impor, Impor Provinsi Jambi mencapai 9,69 triliun, meningkat 11,52% (per triwulan) atau 21,41% (per tahun), Impor luar negeri sebesar 0,93 triliun (9,62%). Impor luar daerah sebesar 8,76 triliun (90,38%) . Jambi mengalami net ekspor sebesar 1,71 triliunPeningkatan investasi berupa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari Rp.19,93 trilyun (2012) meningkat menjadi Rp.21,32 trilyun (2013).

Realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dalam bentuk Rupiah pada tahun 2012 sebesar 7,45 trilyun rupiah meningkat menjadi 7,72 trilyun rupiah pada tahun 2013. Untuk itu guna mendukung pertumbuhan ekonomi Jambi langkah-langkah yang akan dilakukan pemerintah saran dari Bank Indonesia adalah penguatan fungsi TPID, memperkuat kerjasama antar daerah, pengembangan Sistem Pusat Informasi Harga Strategis (PIHPS) secara berkelanjutan, pengembangan program ketahan pangan(khususnya komoditas penyumbang inflasi terbesar, pencarian sumur-sumur minyak baru serta kelancaran perizinan, peningkatan produksi dan nilai tambah batu bara serta mineral lainnya, mendukung kebijakan GAPKINDO terkait pembatasana produksi ekspor karet sebagai upaya mendongkrak harga karet internasional.

(wsn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: