>

Waspadai Rabun Jauh pada Anak

   Waspadai Rabun Jauh pada Anak

WASPADA : Salah seorang anak saat berobat di Puskesmas Rawasari belum lama ini. Pada saat ini orangtua harus mewaspadai anaknya terhadap rabun jauh.

 

JAMBI-Balita atau anak anda mengeluhkan pusing atau sakit kepala? Jangan anggap remeh, karena bisa saja balita atau anak anda mengalami myopia (mata minus/rabun jauh).

Mata minus atau myopia merupakan kelainan refraksi, dimana sinar sejajar yang masuk mata dibias membentuk bayangan di depan retina mata, sehingga obyek terlihat kabur apabila melihat jauh.

Myopia ditandai dengan kabur jika melihat jauh, melihat obyek lebih jelas pada jarak dekat, mata mudah lelah dan kerap mendekatkan mata ke obyek yang dilihatnya.

Menurut dr. Nuriyah bahwa bagi anak yang mampu menyampaikan keluhan penglihatan, biasanya orangtua segera memeriksakan anaknya ke dokter. Namun anak yang masih kecil atau tidak mampu menyampaikan keluhan penglihatan, para orangtua dapat memantau anaknya melalui pengamatan sejak dini.

“Myopia dapat dikenali apabila anak menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut yaitu kabur jika melihat jauh, memicingkan mata bila melihat jauh, membaca dalam jarak dekat, mata mudah lelah pada saat membaca, kadang mengeluh pusing atau sakit kepala,” ujar Dr Nuriyah yang praktek di Puskesmas Rawasari ini.

Dikatakannya bahwa myopia dapat digolongkan kedalam beberapa jenis onset atau waktu timbulnya, yaitu antara lain congenital myopia, yaitu  kondisi minus yang sudah terjadi pada saat lahir dan akan menetap hingga dewasa, school myopia, yaitu kondisi minus baru timbul pada masa anak-anak

Selain itu Adult onset myopia, yaitu myopia dini pada dewasa terjadi pada rentang usia 20-40tahun. Kondisi keterlambatan myopia pada usia dewasa terjadi setelah 40 tahun.

“Satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah dengan mengoreksi bola mata agar bayangan jatuh tepat di retina. Caranya yaitu dengan memberikan lensa pembantu (minus). Semakin panjang sumbu bola mata, semakin jauh bayangan jatuh dari retina dan semakin besar pula minus bantuan yang di berikan,” beber dokter yang praktek Jalan TP Sriwijaya RT. 03 No. 88 Kelurahan Rawasari  ini.

Dijelaskannya bahwa rabun jauh bukanlah penyakit, melainkan faktor keturunan. Namun ada juga yang tidak memiliki faktor keturunan minus tapi matanya mengalami gangguan penglihatan rabun jauh.

 Hal tersebut bisa disebabkan oleh faktor lingkungan. Rabun jauh yang disebabkan faktor keturunan artinya tipikal mata orangtua menurun pada anak.

“Jadi jangan langsung salahkan si anak karena ia menonton terlalu dekat, membaca di tempat dengan pencahayaan yang kurang, atau terlalu sering berada di depan layar computer. Sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter mata bila keluhan pandangan tak jelas atau anda menemui salah satu gejala yang telah di sebutkan diatas,” pintanya.

Jika mata minus tidak memakai kaca mata, khususnya minus tinggi, lama kelamaan mata tidak terangsang untuk melihat. Kondisi ini disebut mata malas(lazy eyes). Kondisi lazy eyes terjadi jika penglihatan tidak dapat maksimal walaupun sudah dikoreksi dengan cara terbaik.,walaupun tidak ditemukan kelainan pada organ mata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: