>

Utak-Atik Plan B Tanpa Ronaldo

Utak-Atik Plan B Tanpa Ronaldo

PORTUGAL memang hanya memetik hasil imbang tanpa gol saat menghadapi Yunani, Senin (2/6) WIB). Namun, Pelatih Paulo Bento mendapatkan banyak gambaran terkait strategi alternatif yang bakal dipakainya di Piala Dunia. Dia sudah melakukan antisipasi jika Cristiano Ronaldo tak pulih sesuai waktu yang diharapkan.

            Bento secara tegas menyatakan timnya memang sangat butuh strategi cadangan. Ada atau tanpa Ronaldo. Tak melulu dengan pola 4-3-3 yang sudah diakabinya sejak pertama kali membesut Selecao das Quinas, julukan Portugal, pada Oktober 2010. Pada laga melawan Yunani itu, Bento menunjukkan keluwesannya meracik strategi.

            \"Kami butuh Plan B  jika tim ini bermain tanpa Ronaldo,\" tegas bento.

            Dalam laga itu, dia memainkan starter dengan pola 4-4-2. Helder Postiga berduet dengan Eder di lini depan. Dia didukung oleh kuartet Nani, William Carvalho, Miguel Veloso dan Silvestre Varela. Nani dan Varela mengisi posisi sayap kanan dan kiri.

            Pada babak kedua, Bento mengubah skema permainan. Dia kembali ke pola 4-3-3. Nani berada di posisi 10, memainkan peran playmaker yang bebas bergerak ke berbagai sisi lapangan. Saat Hugo Almeida masuk menggantikan Postiga, Nani dan Varela didorong ke depan berperan sebagai winger  bagi Eder.

            Untuk sementara, Bento mengaku puas dengan eksperimen tersebut. Namun, media di Portugal mengungkapkan masalah Bento sebenarnya ada pada menentukan pemain di posisi 10. Sebab, dari daftar pemain tengah yang ada di 23 nama terakhir menuju Brasil, kebanyakan bertipe gelandang bertahan dan winger.

            Saat Joao Moutinho istirahat seperti saat melawan Yunani, tak ada pemain yang benar-benar bertipe playaker dalam tim. Seharusnya, Ricardo Quaresma jadi solusi yang kuat. Namun, pemain Porto itu tak masuk dalam 23 nama terakhir meski disertakan dalam 30 nama sementara dalam pengumuman sebelumnya.

            Selain mampu bertindak selaku playmaker, Quaresma juga punya kemampuan menjadi penyerang dari sisi lapangan. Seperti yang dilakukan Ronaldo di Real Madrid. Itu ditunjukkan Quaresma saat memimpin Porto di ajang Europa League. Dengan peran itu, dia kerap membahayakan pertahanan lawan, terbukti dengan statistik 4,5 tembakan tiap laga, yang merupakan catatan tertinggi di Europa League, 2013-2014.

(ady)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: