>

Berebut Suara NU di Jatim

Berebut Suara NU di Jatim

Prabowo & Jokowi Harus Intens Interaksi dengan Kiai NU

JAKARTA - Swing voter jadi penentu bagi kedua pasangan calon presiden yang sedang berkompetisi pada Pilpres 9 Juli nanti di Jawa Timur. Nahdlatul Ulama (NU) sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan menjadi afiliasi paling besar dari total pemilih di Jatim, 46 persen pemilih mengaku memiliki afiliasi terhadap ormas NU.

Oranye Survei Indonesia (OSI) merekam komposisi ormas pada swing voter sebanyak 45 persen berafiliasi kepada NU, 6 persen Muhammadiyah, 1 persen ormas lainnya dan 47 persen tidak berafiliasi dengan ormas apapun. Pada komposisi pemilih Jokowi-JK yang berafiliasi kepada NU mencapai 52 persen kemudian 3 persen Muhammadiyah dan 44 persen tidak berafiliasi, sedangkan pada komposisi pemilih Prabowo-Hatta yang berafiliasi kepada NU di posisi 41 persen, kemudian 11 persen Muhammadiyah dan 46 persen tidak berafiliasi dengan ormas apapun.

Masyarakat dengan pendapatan kurang dari Rp 500.000-Rp 1.000.000 menjadi bagian terbesar dari komposisi swing voter mencapai 62 persen, disusul oleh masyarakat dengan pendapatan sedang Rp 1.000.000-Rp 5.000.000 di kisaran 36 persen dan terakhir masyarakat dengan pendapatan tinggi di atas Rp 5.000.000 pada angka 2 persen.

Direktur Eksekutif OSI Agus Wahyudi menyatakan, kedua pasangan capres-cawapres harus mampu meyakinkan masyarakat di lapisan bawah yang pada dasarnya memiliki pendapatan rendah dengan program-program penanggulangan kemiskinan serta peningkatan kesejahteraan sehingga mereka bisa hidup dengan lebih layak.

“Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta di sisa masa kampanye ini diharapkan dapat meningkatkan interaksi dengan warga NU dan para Kiai NU langsung di basis-basis suara tradisionalnya,” kata Agus Wahyudi.

Sementara itu pada kelompok usia pemilih pemula (17-21 tahun) pasangan Prabowo-Hatta lebih unggul dengan 47 persen, sedangkan pasangan Jokowi-JK diposisi 24 persen dan yang belum menentukan pilihan sebanyak 29 persen.

Pasangan Prabowo-Hatta juga unggul di kategori pendidikan pemilih. Pada pemilih dengan pendidikan tinggi minimal D1 atau lebih tinggi, pasangan ini mendapatkan 58 persen dukungan, Jokowi-JK 17 persen, belum tahu 11 persen dan tidak menjawab 14 persen. Pada pemilih dengan pendidikan dasar 12 tahun (SD-SLTA) pasangan Prabowo-Hatta juga memimpin dengan 41 persen, dan Jokowi-JK 30 persen. Sementara yang belum tahu 20 persen dan tidak menjawab 9 persen.

Survei OSI ini dilakukan pada tanggal 24 Mei-2 Juni 2014 dengan total sample yang tervalidasi sebanyak 1.414 tersebar di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, margin error ± 2,6 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengambilan sample menggunakan metode multistage random sampling.

(jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: