Tidak Tertarik Politik Praktis
MESKI bergabung menjadi relawan salah satu pasangan calon presiden (capres) di Pilpres 2014. Presenter dan bintang film, Olga Lydia tidak merasa tertarik untuk duduk d ikursi legislatif. Artis keturunan etnis Tionghoa ini masih mencintai profesinya sebagai pekerja seni.
\"Saya nggak berpartai politik. Saya merasa profesi saya di hiburan,\" ujar Olga Lydia di konser “2 Jari, Revolusi Mental” di Stadiun Purnawarman, Purwakarta, Jawa Barat, kemarin (22/6).
Bintang film “7 Hati 7 Cinta 7 Wanita” ini mengatakan, profesi sebagai anggota legislatif bukanlah profesi main-main. Ketika memutuskan untuk terjun ke politik, dirinya tidak mungkin lagi bisa mengambil kegiatan keartisanya, salah satunya sinetron stripping (kejar tayang).
Oleh karenanya, saat sejumlah selebritis menjadi “target” para partai politik untuk menjadi calon kandidat legislatif pada pemilu legislatif pada April lalu. Olga menolaknya dengan baik.
Dirinya merasa belum siap untuk meninggalkan profesi yang membesarkan namanya itu.
\"Ini bukan profesi yang main-main, kita nggak bisa sambil kerja di dunia akting, apalagi sinetron,\" papar perempuan kelahiran Jakarta, 4 Desember 1976.
Hanya saja keputusan tersebut tidak menghalangi niatannya untuk mengikuti jalannya pesta demokrasi. Perempuan yang mengawali karirnya sebagai model catwalk, iklan, dan video klip beberapa band ternama seperti Boomerang, Stanley Sagala, Kafein, dan juga Dewa itu tidak pernah absen mengikuti pemilu.
\"Tapi kalau pemilu saya nggak pernah golput (golongan putih). Setiap pemilu saya selalu ikut. Ya, bisa dibilang saya paling aktif untuk pesta rakyat,\" ujarnya.
Baginya pemilu merupakan harga mati. Saat hari H pemilu berlangsung, semua saudaranya diwajibkan untuk mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan itu sudah mandat dari keluarganya. Sepadat apapun aktivitasnya, dia pasti mencoblos pilihannya.
\"Keluarga saya, khususnya ayah saya meminta anak-anaknya untuk ikut pemilu, dan untuk memilih tidak perlu harus terjun politik juga,\" jelasnya.
Nah untuk menambah wawasan akan organisasi bersama teman-teman sesama selebritis lainnya seperti Slank, Nia Daniati, Mira Lesman, Alex Komang, dan Happy Salma. Olga bergabung menjadi relawan Jokowi.
Bagi Olga, setiap pengalaman dan ilmu adalah guru terbaik. Apalagi setiap lima tahun sekali, masyarakat melewati proses demokrasi. Dari belajar politik tersebut, lulusan Fakultas Teknik Sipil Universitas Parahyangan, Bandung pada 1994 bisa menyaring black campaign yang diedarkan oleh pasangan calon.
\"Saya sendiri sangat menyayangkan terjadinya kampanye hitam. Ini karena masyarakat cukup cerdas, mereka sudah tahu mana yang baik dan benar,\" paparnya.
(ash)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: