>

Jokowi Disukai, Prabowo Faktor Rasional

Jokowi Disukai, Prabowo Faktor Rasional

JAKARTA - Pemilu presiden (Pilpres) 2014 menjadi pemilu yang berbeda dari era sebelumnya. Pasalnya head to head antara kedua calon presiden telah memetakan faktor keterpilihan. Untuk Joko Widodo dipilih karena disukai, sedangkan Prabowo Subianto karena rasionalitas para pendukungnya. Hal tersebut terungkap di dalam survei Indonesia Research Centre (IRC).

“Pemilih Jokowi itu dipengaruhi oleh faktor suka dan itu psikologis. Berbeda dengan Prabawo yang pemilihnya cenderung rasional, mereka tidak hanya sekedar suka atau tidak suka tetapi melihat kemampuannya,” kata Kepala Riset IRC, Yunita Mandolang, dalam rilisnya di Jakarta.

Hal tersebut merujuk pada hasil survey Survey dilakukan pada 14–20 Juni 2014 di seluruh provinsi di Indonesia. Dimana debat Capres mengurangi angka swing voters yang semula sebanyak 38 persen menjadi 10 persen. “Sebelumnya swing voters itu ada sekitar 37 – 38 persen, survei terbaru kita menemukan sudah berkurang dan tinggal 10 persen. Itu disebabkan oleh debat Capres yang membuat mereka memantapkan pilihan Capresnya,” kata Yunita.

Menurutnya, debat Capres tersebut telah memberikan sekitar 20 persen suara swing voters kepada Prabowo – Hatta. Hanya sekitar 10 persen kepada pasanagan Jokowi – JK. Swing voters ini berada di kalangan masyarakat kelas menengah. Setelah menyaksikan langsung debat tersebut, persepsi mereka berubah tentang masing -masing calon.

“Swing voters ini adalah kalangan menengah yang memiliki banyak referensi berita tentang Capres. Tetapi kian banyaknya kampanye hitam, justru membuat mereka bingung. Nah, lewat debat, mereka dapat melihat langsung Capres yang juga mampu merubah persepsi mereka pada Capres. Kalau dari berita misalnya Prabowo digambarkan sebagai sosok yang tegas, lewat debat bertambah menjadi pandai,” jelasnya.

Survey IRC menunjukan Prabowo-Hatta unggul tipis dengan elektabilitas sebesar 47,5 persen. Sedang Jokowi sebesar 43 persen. Dengan ambang batas kesalahan sebesar 2,8 persen. Kedua pasangan memiliki peluang sama besar untuk memenangkan Pilpres 2014 .

Penarikan sampel dilakukan dengan teknik acak bertingkat (multistage random sampling). Jumlah sampel valid 1200. Diperkirakan ambang kesalahan dari survey ini mencapai kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

(jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: