>

Green Card, Perjuangan Hidup di Amerika

Green Card, Perjuangan Hidup di Amerika

Ramdani Sirait, Warga Jambi yang Bercerita tentang Amerika

Hidup butuh perjuangan. Perjuangan dilakukan untuk mengisi kehidupan. Kira-kira itulah yang menjadi cerminan dalam isi novel berjudul \"Green Card\", karya Dani Sirait, warga Jambi yang melalang buana di 26 negara, termasuk Amerika Serikat. Berikut kisahnya.

EM YOGISWARA, KOTA JAMBI

 

SEMINGGU sebelum berita (boks) ini ditulis, penulis (wartawan Jambi Ekspres, red) mendapat SMS dari teman semasa SMA di SMA 3 Kota Jambi, Ramdani Sirait namanya. Isi SMS-nya, ia akan mengirimkan buku tentang orang Indoensia di Amerika. Senin (18/8) sore, baru buku yang tenyata Novel “Green Card” itu tiba di rumahku. Penulis kaget bercampur gembira, pasalnya, sepengatahuan penulis, Dani sapaan akrabnya, tak pernah membuat novel. Tapi segera penulis usir kekagetan itu, sebab penulis yakin setiap wartawan pasti bisa membuat karya sastra. Itu pun jika mau.

Lalu, sore itu pun saya berniat menulis tentangnya. Segera penulis SMS ia, dan dia menjawab bahwa ia baru saja sampai di Jambi. Kami pun membat berjanji. Kemarin Selasa (10/9) siang sekitar pukul 13.30 WIB kami bertemu di Toko Buku Gramedia Jambi. Setelah berbasa-basi, Dani yang ditemani teman lama di SMA 3 Kota Jambi, Lena, naik ke lantai dua --ruang penjualan berbagai jenis buku. Keinginannya, foto bersama buku Green Card yang ia ciptakan. Ternyata buku itu sudah habis terjual.

Dani memanggil petugas Toko Buku Gramedia, bermaksud ingin bertemu dengan pimpinan Gramedia Jambi, maksudnya, jika ia kembali ke Jambi, ia akan membuat acara temu fans –begitu kira-kira. Sembari menunggu pimpinan Gramedia Jambi, Dani pun bercerita tentang Novel Green Card setebal 235 halaman terbitan Maret 2014 ini, adalah karya perdana Dani Sirait, seorang mantan wartawan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara yang sempat menjalani empat tahun tugas sebagai kepala biro (Tahun 2001 – 2004) di Markas PBB di Kota New York, AS.

Berbekal pengalaman hidup di Amerika Serikat warga Indoensia waktu itu, Dani menuliskan beberapa kehidupan warga Indonesia yang merantau ke negeri Paman Sam. Dani melihat warga Indonesia begitu antusias mendapatkan status legal dan menjadi warga negara Amerika. \"Di AS ada sekitar 6 ribu warga Indonesia yang betah tinggal dan memilih untuk jadi warga Amerika,\" kata Dani--- sapaan akrab Ramdani “Dani” Sirait.

Selama di negeri Paman Sam, Dani menemui banyak sekali cerita suka dan duka dari para saudara sebangsa yang merantau di sana, baik legal maupun ilegal. Hal itulah yang mengginspirasi pria kelahiran Jambi tahun 1967 itu untuk merefleksikan beragam pemandangan nyata mengenai kehidupan imigran Indonesia di AS ke dalam sebuah kisah fiksi.

Lebih dari itu, Dani yang alumni SMA 3 Kota Jambi tahun 1986 ini, memiliki tujuan untuk mengenalkan secara populer mengenai bagaimana proses untuk meraih green card, beserta beragam kisah-kisah humanis di baliknya.

Novel \"Green Card\" ini bercerita perjuangan hidup yang tidak terbatas, hingga peluang tidak hanya dicari pada negara sendiri, namun sampai kepada negara yang memiliki julukan super power Amerika. \"Di dalam novel Green Card, dikisahkan perjuangan seorang pemuda Indonesia yang berasal dari kecamatan kecil Sumatera Utara, mengejar sukses di Negara Amerika,\" kata lelaki yang pernah bekerja di Corporate Communications Department di PT Freeport Indonesia (2006-2013) ini.

Novel ini pun digambarkan banyak peluang pekerjaan yang bisa dimanfaatkan warga negara Indonesia, dalam melanjutkan pejuangan hidup. Yang disebabkan adanya beberapa sikap anti oleh orang Amerika, sehingga bidang pekerjaan tersebut kosong.

\"Orang Amerika memiliki gengsi terhadap beberapa pekerjaan, seperti menjadi waiters di hotel, pelayan rumah makan, dan lainnya. Itu adalah peluang yang bisa dimanfaatkan dengan gaji yang mempuni,\" kata Dani yang saat ini berkeja sebagai Senior Advisor Share Communications di Jakarta.

Peluang itulah, lanjutnya, yang diperjuangkan Rafli, tokoh utama dalam novel yang diciptakannya. Saat ditanyai mengapa berjudul Green Card? Ia mengatakan, Green Card yang jika dibawakan ke Indonesia adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP), merupakan alat untuk memuluskan perjuangan hidup di Amerika. \"Dalam catatan, beberapa orang dari berbagai negara yang merantau ke Amerika, melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan green card. Bahkan dengan menggunakan alasan-asalan yang ironis, di pengadilan Amerika,\" ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: