Berkawan dengan dari Para Raksasa
Laporan : Bayu Putra
Nur Frizal Kurniawan
Dari Beijing, Tiongkok
BEIJING - Grup bisnis Jawa Pos telah memimpin bisnis media di tanah air. Langkah berikutnya ada mencari peluang dan menjalin jaringan kerja sama dengan media-media kelas dunia. Berkat support penuh Konsulat Jenderal Tiongkok di Surabaya, Jawa Pos berkesempatan menjalin kerja sama dengan media terbesar di Tiongkok, People Daily, dan asosiasi jurnalis seluruh Tiongkok.
Dari sisi sirkulasi, skala bisnis, dan jumlah jurnalis yang beraktivitas di bawah payung grup media dan asosiasi tersebut, maka Jawa Pos sebetulnya sedang berkolaborasi dengan para para raksasa media di dunia. People\"s Daily memiliki 3,1 juta pelanggan koran dan 24 juta follower online dan dinobatkan badan PBB UNESCO sebagai salah satu dari sepuluh media paling berpengaruh di dunia. Sedangkan asosiasi jurnalis Tiongkok memayungi aktivitas 1 juta wartawan, 1.900 koran, dan 2.000 televisi. Sehingga Asosiasi Jurnalis Tiongkok menjadi asosiasi jurnalis terbesar di dunia.
Kesempatan langka itu terjadi kemarin, saat enam pimpinan grup Jawa Pos berkunjung ke kantor pusat masing-masing di Beijing. Mereka adalah Direktur Pemberitaan JTV Imam Syafii, Pemred Pontianak Post Salman Busrah, Pemred Kaltim Post Muhammad Rizal Juraid, Wapemred Sumatera Ekspres Nurseri Marwah Basariah, dan Pemred Riau TV Bambang Suwarno, serta wakil pemimpin redaksi Abdul Rokhim yang memimpin delegasi. Delegasi Jawa Pos tersebut berdialog untuk mencari peluang kerja sama dan saling belajar atas masalah redaksional, pengelolaan bisnis, termasuk bagaimana mengantisipasi tren terbaru di industri media.
Di kantor pusat People\"s Daily, rombongan disambut wakil pemimpin redaksi Chen Junhong dan jajaran redaktur serta pemimpin unit bisnis.\"Kami memberikan perhatian kepada Indonesia, karena itu kami menempatkan satu kantor perwakilan di sana,\" ujar Chen. Kerja sama dengan Jawa Pos diharapkan Chen, bisa meningkatkan skala bisnis People\"s Daily di Indonesia.
Seperti Jawa Pos, People\"s Daily yang sudah menjadi koran terbesar di Tiongkok dan kini gencar memperluas pasar global. People\"s Daily kini terbit di 39 negara termasuk Indonesia melalui media cetak dan online serta media berbahasa asing Global Times.
Kepala Divisi online People\"s Daily Guan Jianmen menuturkan, pihaknya kini serius mengembangkan jaringan berita online. Pihaknya menyediakan 16 website dengan 16 bahasa yang berbeda. Terdiri dari delapan bahasa internasional bahasa mandarin, Arab, Inggris, Spanyol, Prancis, Jerman, Rusia, dan Bahasa Korea, serta enam bahasa lokal etnis di Tiongkok.
Apakah tidak khawatir pengembangan media online akan menurunkan oplah koran - Chen menyatakan, berita yang dimuat di situs online merupakan informasi yang diterbitkan terbit pula di koran cetak pada hari yang sama. Lagi pula, sejak awal People\"s Daily tidak mengejar oplah. \"Bagi kami yang terpenting adalah kepercayaan masyarakat terhadap berita kami,\" terang Chen. Jika kepercayaan masyarakat telah direbut, maka dengan sendirinya jumlah pembaca akan terus tumbuh. Terbukti, membengkaknya pengakses website People\"s Daily tidak membuat koran tersebut turun oplah.
Dengan oplah jumbo tersebut, dari penjualan koran saja People\"s Daily mampu meraup pendapatan sebesar 900 juta yuan atau sekitar Rp 1,8 triliun per tahun (kurs Rp 2.000 per yuan). Koran dengan jumlah karyawan dan jurnalis 2.400 tersebut mematok harga langganan cukup murah, yakni 200 yuan (sekitar Rp 400 ribu) per tahun.
Dari kantor pusat People\"s Daily, rombongan mengunjungi kantor pusat Asosiasi Jurnalis Tiongkok. Di kantor yang berada di jantung kota Beijing ini, Grup Jawa Pos tak hanya mendapat banyak masukan untuk perbaikan redaksi dan bisnis, namun juga diistimewakan dengan jamuan makan malam. Ketua Asosiasi Jurnalis Tiongkok Zhu Shouchen yang memimpin penyambutan mengaku sangat senang dikunjungi delegasi Jawa Pos karena kiprah Grup Jawa Pos sudah banyak didengar oleh kalangan jurnalis di Tiongkok. \"Karena itu kami menyiapkan fasilitas dan rangkaian acara sebaik mungkin,\" ujar Zhu didampingi Deputy Director Rong Changhai dan International Loaison Department Zhang Yang.
Selama dialog diselingi makan malam, Zhu mengungkapkan, media Tiongkok saat ini sudah mulai melakukan reformasi secara bertahap, seperti yang dialami pers Indonesia 15 tahun lampau. \"Kami sudah semakin bebas menanyakan informasi apapun,\" tuturnya. Karena itu, pihaknya perlu belajar banyak dari negara yang kebebasan persnya didukung dengan baik seperti di Indonesia.
Pemred JTV Imam Syafii menjelaskan, kebebasan pers di Indonesia memang membuat media bergerak leluasa di Indonesia . Namun, di sisi lain pemerintah juga membuat regulasi agar pers di Indonesia tidak kebablasan. \"Maka disepakatilah untuk dibuat UU Pers dan kode etik jurnalistik yang harus dipatuhi oleh seluruh jurnalis di Indonesia,\" ujarnya. Kesiapan hukum tersebut, lanjut Imam, sangat penting dalam menghadapi perkembangan media digital, khususnya berita di internet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: