PLN Kebut Proyek Pembangkit FTP I
JAKARTA- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mempercepat pembangunan pembangkit tahap pertama (fast track program/FTP I) 10 ribu megawatt (mw). Proyek yang seharusnya selesai sejak 2010 tersebut kini terus diawasi agar cepat rampung.
Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengungkapkan, sebagian besar proyek FTP I yang positif berjalan hingga saat ini mencapai 9.975 mw. Dari angka tersebut, pembangkit yang sudah beroperasi komersial 7.300 mw, sedangkan total pembangkit yang sedang dalam masa commissioning 1.840 mw. \"Yang sedang dalam konstruksi 835 mw. Jadi, proyek FTP I ini sudah hampir selesai. Sudah tidak ada lagi kendala,\" ujarnya di Jakarta kemarin (4/9).
Namun, hal itu masih belum bisa membantu kinerja listrik saat ini. Sebab, proyek yang dimulai pada 2006 tersebut seharusnya kelar 2010. Untuk membantu kinerja listrik, pihaknya membutuhkan proyek-proyek yang baru. Salah satunya mempercepat program FTP II dengan total 17 ribu mw. Menurut dia, program yang dimulai pada 2012 itu masih tersendat karena masalah pengembangan pembangkit listrik panas bumi dan air.
\"Proyek ini sebagian besar mengandalkan PLTP dan PLTA. Dua jenis pembangkit ini memang butuh waktu yang lama. Apalagi PLTP yang harus eksplorasi dulu. Upaya eksplorasi belum tentu dibarengi penemuan uap. Jadi, memang agak tertunda,\" jelasnya.
Karena itu, dia berencana terus menggenjot program tersebut. Yang paling dekat, perseroan bakal melelang proyek PLTU yang masuk dalam FTP II. \"Kami akan melelang tiga proyek PLTU Oktober nanti. Total daya sekitar 3 ribu mw,\" ungkapnya.
Dalam lima tahun ke depan, dia menargetkan bakal menambah 34 ribu mw. Dana yang dibutuhkan untuk merealisasikan proyek itu diperkirakan USD 77 miliar. \"Untuk bisa menambah kapasitas 34 ribu mw, tentu kami punya cara yang berbeda. Misalnya, dalam 5 tahun terakhir kapasitas PLN bertambah 16 ribu. Tapi, kami menambahkan 13 ribu mw dan swasta 3 ribu mw,\" jelasnya.
Soal dana, Nur mengaku sama sekali tidak khawatir. Sebab, pasar Indonesia merupakan salah satu target dengan potensi yang tertinggi. Terlebih sistem subsidi listrik yang semakin ditekan pemerintah. \"Banyak perusahaan di negara maju yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Tentu kami harus menyalurkan dengan cara yang baik,\" tambahnya.
(bil/c22/oki)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: