Aktivitas Bandara Lumpuh 7 Jam
Meskipun, jelas HBA, sebenarnya kabut asap yang terjadi di Provinsi Jambi merupakan kiriman provinsi tetangga. Sebab, berdasarkan laporan hasil pemantauan satelit NOAA, di Jambi titik api yang terpantau tidak banyak. “Beberapa hari kemarin hanya 18 titik, kemarin nihil. Sementara di provinsi tetangga jumlahnya mencapai 30 ada yang 21 dan sebagainya,” ujar HBA.
Artinya, jelas dia, kemungkinan besar kabut asap yang menyelimuti Jambi adalah kiriman tetangga. Pasalnya, dari hasil laporan terjadi kebakaran hutan dikawasan Bayung Lincir, Sumatera Selatan yang berbatasan dengan provinsi Jambi. Sehingga, asapnya banyak lari ke Jambi. “Nah meskipun itu didaerah tetangga, namun kita minta bantuan pusat untuk pemadamannya. Sebab, asapnya lari ke Jambi,” urainya.
Dikhawatirkan, jelas HBA, kawasan yang terbakar di Bayung Lincir, Sumsel adalah kawasan gambut. Sehingga asapnya tebal dan menyelimuti Kota Jambi. “Kalau Jambi belum ada laporan lahan gambut yang terbakar. Kalau lahan gambut terbakar, itu asapnya bisa mengganggu dan sulit dipadamkan. Kalau hanya hutan yang terbakar, itu sore biasanya sudah mati apinya,” ujar dia.
Namun sayangnya, kata HBA, sampai saat ini tingkat pencemaran udara di Jambi belum bisa diukur. Sebab, alat ISPU milik BLHD Provinsi Jambi bantuan Singapura masih rusak. Pihaknya sudah upayakan meminta bantuan pusat, namun belum terealisasi. “Dulu mau dibantu dengan alat bekas yang digunakan BLHD Riau, tapi ternyata Riau juga masih menggunakan. Kita berharap pusat mau mengupayakan bantuan ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Dalmanto, Kasi Tanggap Darurat BPBD Provinsi Jambi mengatakan, berdasarkan data kemarin, yakni hasil pantauan satelit NOAA pada Rabu (10/9) terdapat 27 titik panas atau hotspot di Jambi. Yakni berada di kawasan Batanghari 3 titik, Muarojambi 3 titik Sarolangun 7 titik, Tanjungjabung Barat 4 titik. “Terbanyak di Tebo 10 titik,” ujarnya.
Empat Titik Api Terdeteksi Di Tanjabbar
Kebakaran lahan dan hutan masih terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat seminggu terakhir sudah terpantau empat titik hot spot yang telah timbul dan terdeteksi oleh dinas Kehutanan. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kehutanan H. Erwin kepada Jambi Ekspres Kamis (11/9) kemarin. \"Sampai sekarang kita sudah temukan di Betara 10 satu titik dengan luas 4 hektar di net 47. Dan 3 titik didaerah pematang lumut,\" ujarnya.
Kebanyakan hutan yang terbakar adalah hutan blukar di kawasan Hutan Produksi dari perusahaan yang ada di Tanjabbar. Untuk itu pihaknya berkerja sama dengan perusahaan terdekat untuk memadamkan api yang membakar agar tak meluas.
\"Bersama PetroChina dan Wks kita memadamkannya,\" tambahnya.
Ia memaparkan, sebagai penanggulangan meluasnya kebakaran Dishut Tanjabbar mengandalkan dua tim pemadam kebakaran hutan setara 20 puluh orang. Dan hingga saat ini titik api yang berada di daerah pematang lumut tersebut masih terus dilakukan proses pemadaman.
\"Selama sumber air ada, kita tetap terus lakukan pemadaman, yang jelas kita terus pantau\" singkatnya.
Untuk penyebabnya sendiri, Erwin menjelaskan tidak mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan kebakaran hutan terjadi. Namun pihaknya menduga bisa saja kebakaran tersebut dilakukan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Sedangkan untuk didaerah Tungkal Ulu pihaknya juga mendapati laporan bahwa terdeteksi ada kebakaran Hutan di Kecamata Batang asam. Namun pihaknya tidak bisa mengatasi dikarenakan terkendala jauhnya medan dan tidak adanya sumber air sebagai bahan untuk memadamkan.
\"Di Batang asam satu, tapi sulit dijangkau, sumber air dak ada dan biasa mati sendiri penyebabnya biasanya itu orang buka lahan. Karena kesempatan dia itu pas kemarau,\" tandasnya.
Zone V Mulai Diselimuti Kabut Asap
Beberapa wilayah Tanjabtim mulai diselimuti kabut asap. Seperti yang terjadi di Zone V Kecamatan Geragai. Kabut asap menyelimuti mulai dari Simpang Plabi hingga keperbatasan Kabupaten Muaro Jambi.
\"Bahkan sampai ke Kota kabut asap menyelimuti sepanjang jalan,\" ujar Heri seorang warga Tanjabtim kemarin.
Dikatakannya, kabut asap ini lumayan pekat sehingga bagi kendaraan yang sedang melintas harus ekstra hati-hati, terlebih lagi kendaraan roda dua.
\"Tapi kabut asap berangsur hilang di Simpang Plabi,\" katanya.
Melewati Simpang Plabi, kabut asap boleh dibilang tidak ada, namun akibat kabut asap cuaca disekitar perkantoran tidak terasa panas yang dikeluarkan oleh terik matahari.
\"Hanya terasa panas seperti sisa-sisa pembakaran saja,\" jelasnya.
Muamar warga lainnya yang menggunakan kendaraan roda dua juga mengeluhkan kabut asap yang terjadi mulai dari Simpang Plabi hingga ke Kota Jambi. Pasalnya kabut asap ini membuat tenggorokannya terasa kering.
\"Memang kalau naik motor saya tidak pernah menggunakan masker penutup mulut,\" jelasa Muamar.
Untuk ke depan dia akan menggunakan masker. Ini untuk menghindari Ispa akibat asap yang ditimbulkan disepanjang jalan.
\"Meskipun hari menunjukkan pukul 11.30 WIB, sambungnya, namun kabut asap ini masih ada,\" tandasnya.
(fth/sun/yos)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: