>

Kadar ISPU Bakal Diukur Manual

Kadar ISPU Bakal Diukur Manual

Januari-Agustus 2014,

Penderita ISPA sudah 205.643

JAMBI- Sampai saat ini, tak diketahui berapa ketebalan dan kepekatan asap yang menyelimuti Kota Jambi dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan. Pasalnya, alat pengukur ISPU, baik milik Pemkot Jambi dan Pemprov Jambi dalam keadaan rusak.

            Rosmeli, Kepala BLHD Provinsi Jambi mengatakan, jika kabut makin pekat, pihaknya akan melakukan pengukuran kadar udara secara manual. Namun, dia mengakui, akurasi pengukuran ISPU dengan cara manual rendah. \"Jadi kepadatan partikel di udara itu sangat rendah akurasinya. Apalagi dengan kondisi sekarang ini,” katanya.

Akan tetapi, karena alat pengukur ISPU rusak, mau tak mau akan dilakukan pengukuran secara manual. “Kalau sudah parah sekali ya akan kita lakukan pengukuran secara manual,” tukasnya.

            Dia menjelaskan, alat pengukur ISPU itu sudah lama rusak dan tak kunjung diperbaiki. Pasalnya, anggaran perbaikan tak disetujui oleh pusat. “Gubernur juga sudah menyurati menteri lingkungan hidup dan saya juga sudah menyurati ke PPE. Anggarannya rencananya di PPE, jadi regional sumatera itu kantornya kan di pekan baru. Dia tak membalas secara tertulis, namun setiap kesempatan jika ketemu saya selalu pertanyakan,” ungkapnya.

“Namun penjelasannya ada penurunan anggaran jado tak bisa dianggarkan. Lalu saya minta bagaimana kalau alat di PPE dipinjamkan ke kami? Namun disana cuma ada 1 dan dibawa kesana kemari. Apalagi Pekanbaru kan frekuensi kabutnya lebih gila daripada kita. Jadi tak mungkin alatnya dibawa ke Jambi,” tambahnya.

Diakuinya, pihaknya sudah beberapa kali mrmgadakan rapat membahas soal ini. \"Namun hanya dijanjikan, katanya mau dikasih yang seken tak apa yang penting ada tapi tak ada sampai sekarang. Kita minta setelah pertemuan dengan komjen singapur kemarin kalau tak salah April 2014 kemarin,\" sebutnya.

Di bagian lain, data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jambi, dari Januari hingga Agustus 2014, sudah 205.643 masyarakat yang terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Pengidap terbanyak adalah Kota Jambi,  mencapai 80.976 orang.

            Kemudian, Muarojambi 23.151, Tanjungjabung Barat, 18.158, Merangin 15.105, Bungo 13.461, Sarolangun 13.084. Kota Sungai Penuh sebanyak 9.911 orang, Tanjungjabung Timur 9.416, Batanghari 8.770, Tebo 8.273 orang, sedangkan Kabupaten Kerinci sebanyak 5.518 orang yang diserang ISPA.

            Kabid Bina P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, dr. Kaswendi, M. Kes mengatakan, penyebab masyarakat terkena Ispa itu bermacam-macam dan tidak bisa di spesipikasi apa penyebabnya. “Tidak bisa kita telusuri apa penyebabnya, kabut asap menjadi salah satu penyebab,” katanya, saat dikonfirmasi harian ini di Dinas Kesehatan, (12/9) kemarin.

            Lanjutanya, untuk jumlah kasus Ispa di bulan September ini belum diketahui berapa jumlahnya, dikarenakan belum mendapatkan laporan dari berbagai daerah. Hanya saja pihaknya belum mengetahui kualitas udara di Provinsi Jambi saat ini. Dikarenakan alat pengukur udara di Jambi sedang rusak.

            “Yang mengukur udara dari BLHD,” katanya. Namun, Dinas Kesehatan akan mengukur udara dengan cara manual, meskipun perlu proses. “Kalau menggunakan alat itukan lebih mudah, tapi akan kita coba beberapa hari kedepan,” ujarnya.

            Kaswendi menghimbau, apabila kondisi asap semakin tebal, masyarakat diminta jangan sering-sering keluar rumah, dan apabila mau keluar rumah harus gunakan masker dan jaga kesehatan tubuh, apalagi masyarakat yang memang sudah terkena Asma.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: