UMKM dan Ketahanan Ekonomi

UMKM dan Ketahanan Ekonomi

Oleh : Suwardi*

Outlook Perekonomian Jambi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan meningkat. Menurut, laporan ekonomi utama tahunan ADB, Asian Development Outlook (ADO 2013) yang berisi prediksi tren ekonomi di kawasan ini, memproyeksikan bahwa Indonesia akan tumbuh sebesar 6,4% di 2013 dan melaju ke level 6,6% di 2014, yang merupakan angka pertumbuhan tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Selain dari sektor konsumsi, pertumbuhan perekonomian Indonesia juga dari investasi yang mengalami peningkatan menjadi 9,8% pada 2012, yang didorong oleh membaiknya iklim investasi, rekor pertumbuhan ekonomi yang kuat beberapa tahun terakhir, dan peningkatan kredit. Sebagai hasilnya, rasio investasi terhadap PDB meningkat menjadi 33,2% dalam periode setidaknya 20 tahun terakhir.

Begitu juga halnya dengan kondisi perekonomian Propinsi Jambi. Berdasarkan data yang dirilis oleh Bank Indonesia, Kantor Perwakilan Wilayah Jambi. Perekonomian Jambi pada Triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 1,74% (qtq) atau 6,93% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya 2,74% (qtq) atau 7,87% (yoy)), namun masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional (5,72% yoy).

Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output Rp22,86 triliun atau 1,15% dari perekonomian Indonesia (Rp1.987,53 triliun) dan merupakan yang ketiga terendah di Sumatera. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada tahun 2013 tercatat sebesar 7,88% (yoy), lebih baik dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (7,44% (yoy)). Sementara PDRB Provinsi Jambi pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp85,56 triliun.

Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV-2013 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 45,77%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 37,04% dan sektor sekunder sebesar 17,19%.

Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh net ekspor yang mengalami perlambatan sebesar -5,18% (qtq), namun demikian pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi terutama pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi Pemerintah sebesar 23,75% (qtq) yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya realisasi proyek Pemerintah di akhir tahun 2013.

Secara tahunan, masih relatif tingginya tingkat pertumbuhan utamanya disebabkan oleh PMTB yang mampu tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar 14,07% (yoy), meskipun sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2012 (15,30% yoy). Kinerja ekspor barang dan jasa juga relatif lebih baik dibandingkan tahun 2012 yang mengalami pertumbuhan negatif, dengan tumbuh sebesar 2,08% (yoy). Sementara itu, perlambatan ekonomi tercermin pada melambatnya pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga, dan pengeluaran konsumsi pemerintah.

Sedangkan, kinerja ekspor luar negeri Jambi pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 11,44% dari sebelumnya sebesar USD 1.290,82 juta pada tahun 2012 menjadi USD 1.143,21 juta. Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh penurunan nilai ekspor minyak dan lemak nabati, ekspor batubara dan briket serta karet mentah masing-masing sebesar 37,75%, 32,53% dan 13,40%.

Sektor lain yang mengalami peningkatan cukup besar pada triwulan laporan adalah sektor industri pengolahan (3,28% qtq) dan sektor bangunan (2,80% qtq). Pertumbuhan ekonomi tahunan pada tahun 2013 utamanya disumbangkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (12,24% (yoy)), sektor pertanian (7,41% (yoy)) serta sektor bangunan (20,73% (yoy)).

 

Samisake, Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran

Pertumbuhan ekonomi yang baik dapat mempengaruhi kondisi pembangunan secara umum di Propinsi Jambi. Baik pembangunan fisik maupun non fisik, peningkatan kesejahteraan dan juga menahan laju pertumbuhan penduduk miskin yang menjadi common enemy pemerintah, baik pusat maupun daerah. Oleh karena itu, dibutuhkan peran pemerintah yang tinggi dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi pengangguran dan menghapuskan kemiskinan.

Sebagaimana kita mafhumi bersama, jika pemerintah Prop. Jambi telah menggelontorkan dana sebesar Rp. 24,45 miliar sebagai bantuan kepada 4.890  usaha mikro kecil menengah (UMKM) melalui program samisake. Yang diharapkan dari program ini adalah mampu menekan tingkat pengangguran terbuka (TPT) hingga 2,50 persen atau berkisar 39,3 ribu orang. Serta didominasi oleh pengangguran berlatar pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 6000 orang pertahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: