Kekeringan Ancam Warga Kota
PDAM Klaim Produksi Air Normal
Jaringan di Mayang Dioperasikan Januari 2015
JAMBI - Kota Jambi kini mulai dilanda kekeringan. Warga beberapa wilayah, seperti di kawasan Kenali Asam Bawah, Mayang, Kebun Kopi dan beberapa lainnya mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Pasalnya, distribusi air dari PDAM mulai tak lancar.
Bahkan, di Kenali Asam Bawah, sumur warga sudang mengering, sementara jaringan PDAM belum masuk ke kawasan tersebut.
‘‘Air PDAM memang tak pernah lancar di daerah kami ini. Kadang air mati sampai satu minggu dan itu sangat merugikan kami sebagai pelanggan yang menginginkan pelayanan baik,’‘ kata Dani, salah satu warga Kebun Kopi.
Diterangkannya, saat ini distribusi air makin parah. Akibatnya, mereka kesulitan untuk menjalankan aktifitas yang membutuhkan air bersih. ‘‘Kadang untuk mandi tak jarang kami beli air galon karena sulitnya kami mendapatkan air bersih,’‘ tambahnya.
Hal yang sama juga dirasakan warga Mayang yang tempat tinggalnya jarang dan sulit tersentuh distribusi air dari PDAM. ‘‘Kalau pengalaman tahun yang sudah-sudah, kami mesan air pakai tangki di PDAM,’‘ ujar Lukman.
Disisi lain, sampai saat ini, pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mayang Kota Jambi mengklaim produksi air masih normal. Meski beberapa daerah di Kota Jambi sudah mengalami kekeringan, namun belum berpengaruh terhadap produksi air oleh pihaknya.
‘‘Produksi kita belum ada gangguan meski sekarang masuk musim kemarau. Karena volume air sungai Batanghari masih terbilang normal. Intake yang di Pulau Pandan, Broni itu untuk ngedrop ke instalasi benteng dan broni itu asal muka air sungai batanghari minimum masih 1, 8 meter, produksi masih bisa normal,’‘ kata Erwin J Zuhri, Pjs Dirut PDAM Tirta Mayang, Kota Jambi.
‘‘Namun kalau sudah dibawah itu distribusi kita pasti akan drop karena suplay air baku juga berkurang. Level ketinggian air sungai Batanghari terakhir yang kita terima laporan tiap hari itu masih di atas 2 meter,’‘ tambahnya.
Jila terjadi kekeringan, dia mengatakan, distribusi tetal akan dilakukan sebisanya seperti biasa. Pihaknya tak akan melakukan ppla distribusi bergilir karena menurutnya, biaya operasionalnya lebih besar. ‘‘Susah menggilirnya, artinya kalau distribusi kita kan 24 jam tak pernah digilir. Hanya saja sistim distribusi air ini beda dengan listrik. Kalau listrik kan gampang, misalnya Sipin hidup Telanai mati. Dia punya gardu,’‘ katanya.
‘‘Kalau kita sulit begitu karena pola pemakaian masyarakat itu misalnya kalau yang dipangkal pakai air nah daerah yang agak diujung akan sulit dapat air, karena memang begitu sistimnya kalau air, tidak seperti arus listrik. Secara tekhnis dan biaya, distribusi bergilir itu costnya lebih tinggi,’‘ tegasnya.
Disampaikannya, hal yang sama juga terjadi pada intake dan IPA lainnya seperti Intake Aurduri dan IPA Tanjung Sari. Produksi air, sebutnya, masih berjalab normal. ‘‘Karena air bakunya kan satu dari sungai Batanghari. Kalau sungai aman distribusi dan produksi pasti lancar,’‘ tukasnya.
Sementara soal jaringan pipa distribusi baru yang kini tengah dibangun di kawasan Mayang, dia menjelaskan, bukan dibangun oleh pihaknya. Melainkan, pembangunan ini dilakukan oleh Dinas PU Provinsi Jambi. ‘‘Jaringan baru di Mayang itu untuk perkuatan sistim distribusi ke Mayang. Mayang ini sebelumnya kan didrop dari M Kukuh, baru ke Mayang. Sementara kan M Kukuh itu distribusinya dibagi dua, separo ke Jambi Selatan dan separo lagi ke Kotabaru, ke Mayang,’‘ jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: