>

Ekonomi Ketat, Kredit Otomotif Berbalik Kuat

Ekonomi Ketat, Kredit Otomotif Berbalik Kuat

JAKARTA - Efek pengetatan moneter terhadap sektor otomotif tampak mulai reda pada 2014. Hal ini terlihat dari kecenderungan penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB) yang justru masuk tren positif sepanjang tahun ini. Apalagi, posisi rasio kredit bermasalah pada kredit di sektor ini juga kian mengecil porsinya.

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) per Juli 2014, penyaluran kredit di segmen ini mencapai Rp 122,05 triliun. Posisi tersebut meningkat secara signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) sebesar Rp 103,32 triliun.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengatakan, tren penyaluran kredit kendaraan bermotor tersebut bertumbuh 18,13 persen (yoy). Jauh lebih tinggi ketimbang akselerasi pada periode Juli 2013 sebesar 4,7 persen (yoy). \"Kami akan tetap awasi kredit perbankan secara makroprudensial untuk menuju target inflasi danpemulihan defisit neraca berjalan,\" ungkapnya, kemarin (17/9).

Sebagaimana diwartakan, otoritas moneter hingga kini masih membatasi penyaluran pembiayaan otomotif melalui aturan down payment (DP) atau uang muka kredit kendaraan bermotor (KKB). Pembatasan tersebut antara lain DP minimal 25 persen untuk pembelian kendaraan bermotor roda dua. Begitu pula DP minimal 30 persen bagi pembeli kendaraan bermotor roda empat untuk keperluan non produktif.

Head of Consumer Lending PT Bank CIMB Niaga Tbk Tony Tardjo mengatakan, pihaknya masih cukup optimistis terhadap pertumbuhan kredit konsumsi khususnya otomotif pada tahun ini. Apalagi, tahun ini kembali diadakan event Indonesia International Motor Show (IIMS). Acara tersebut, menurut Tony, dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyaluran kredit otomotif. “Secara historical, saa ada event IIMS terjadi kenaikan pembiayaan kendaraan. Bukan hanya kendaraan luxury, namun juga kendaraan tipe SUV dan green car,\" terangnya.

Pihaknya memprediksi, event tersebut dapat mengerek pembiayaan pada periode September 2014 mencapai 15 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm). \"Secara tahunan, kami proyeksi pertumbuhan KKB di bawah 10 persen, namun diimbangi dengan tingkat NPL (non performing loan/rasio kredit bermasalah) yang rendah. Yakni di bawah 1 persen,\" tuturnya.

Di sisi lain, Presiden Direktur PT BCA Finance Roni Haslim mengatakan, kendati perekonomian secara makro mengalami perlambatan, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap performa KKB perseroan. \"NPL kami untuk tunggakan di atas 30 hari sangat rendah sekitar 0,8 persen,\" terangnya.

(gal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: