Adaptasi Karakter Power Ranger Jadi Superhero Lokal

 Adaptasi Karakter Power Ranger Jadi Superhero Lokal

 Lantas, dicarilah anak-anak yang \"pakar\" di bidang masing-masing. Maka, bergabunglah Sweta Kartika (ilustrator), Bisri Mustova (konsultan visual dan web designer), Hendranto Sastro (merchandise), Indra Arista (project manager), serta Keinesasih (penulis). \"Kami langsung melakukan riset, baca buku, terus blusukan ke museum-museum,\" terangnya.

 Mereka perlu melakukan riset agar karakter yang dilekatkan ke masing-masing tokoh jadi kuat. Termasuk, gaya bicara masing-masing tokoh harus disesuaikan karena mereka mewakili pulau yang berbeda. Menurut mereka, dialek masing-masing tokoh itu penting sebagai ciri khas.

 \"Misalnya, saya riset ke Pekanbaru untuk mengetahui cara warga setempat berbicara,\" jelas Sweta Kartika.

 Riset-riset itu terbukti sangat bermanfaat untuk menandai setiap tokoh superhero ciptaan Shani dkk tersebut. Banyak ucapan populer lokal yang dipakai dalam komik.\"

 Mereka harus bekerja keras agar mampu merilisnya sesuai target, 10 November 2013. Apalagi saat itu serial Bima Satria Garuda di salah satu televisi swasta baru saja tamat. Momentum itulah yang dimanfaatkan kelompok tersebut untuk memunculkan komik Nusantaranger.

 Secara garis besar, komik itu menceritakan lima pemuda yang memberantas kejahatan. Tokoh-tokoh protagonis dipimpin Pandita, sedangkan musuhnya adalah Kelana, si penguasa lautan. Kelana ingin menguasai bumi secara utuh. Namun, Pandita menganggap bumi adalah milik semua orang. Dia pun bersikeras mempertahankannya.

 Menariknya, komik itu tidak diwujudkan fisik buku. Tetapi, komik online yang bisa diakses di website Nusantaranger secara gratis. Sudah sembilan bulan ini mereka konsisten menerbitkan komik itu dua kali per bulan.\"

 Meski gratis, mereka mengaku tidak rugi. Sebab, mereka untung dari penjualan merchandise. Menurut Sweta, cara yang ditempuh itu lebih menguntungkan daripada menjual buku secara fisik yang royaltinya tidak terlalu besar.\"

 \"Komik itu kami terbitkan setiap tanggal 1 dan 15. Saking banyaknya yang mengakses, kadang website kami mengalami crash. Sampai saat ini, web hit Nusantaranger mencapai 6,5 juta,\" jelas lulusan Desain Komunikasi Visual ITB tersebut.

 Sweta yang selama ini dikenal sebagai komikus itu sebenarnya sempat pesimistis atas ide Shani tersebut. Terutama soal keputusan mereka membuat superhero yang \"mengopi\" Super Sentai, serial pahlawan dari Jepang yang diadaptasi Amerika menjadi Power Ranger.

 Pria kelahiran Kebumen, 14 April 1986, itu menambahkan, soal kadar kelokalan tersebut, mereka sengaja menguatkan branding nama Jagawana. Itu adalah julukan bagi penggemar Nusantaranger. Kini sudah banyak berdiri Jagawana-Jagawana di berbagai kota. Hal tersebut membuktikan bahwa superhero lokal itu diterima penggemar komik di Indonesia.

 Pernyataan Sweta tersebut bukan isapan jempol. Sebab, selama penyelenggaraan Popcon Asia, 19\"21 September lalu, stan Nusantaranger dikerubungi banyak pengunjung yang sebagian adalah Jagawana dari daerah. Mereka memborong pernak-pernik aksesori Nusantaranger seperti gantungan kunci, pin, kaus, hingga poster.

 Melihat sambutan positif itu, Sweta makin percaya diri untuk mengembangkan Nusantaranger lebih lanjut. \"Aslinya komik ini untuk anak kecil. Tapi, karena komik online-nya susah diakses anak-anak, akhirnya ada pergeseran penggemar. Justru orang-orang dewasa angkatan 90-an yang kini jadi prioritas pasar kami,\" tuturnya.

 Shani mengatakan, publikasi gratis lewat online sudah mereka pertimbangkan masak-masak. Dia tidak ingin terburu-buru mengeluarkan edisi cetak karena bisa \"mematikan\" edisi online.

 \"Kami fokus di sini (komik online) sampai minimal lima tahun ke depan. Plotnya sudah dibuat sampai selesai,\" jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: