Rupiah Terpuruk, Aktivitas Ekspor Memburuk
Franky menyatakan rencana investasi yang paling besar berasal dari China yang mencapai USD 6,77 miliar. Jumlah ini jauh meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014 yang hanya mencapai USD 557,22 Juta. Negara lain yang mencatatkan kenaikan rencana investasi pada Januari-Februari 2015 adalah Jepang senilai USD 1,03 miliar dan Malaysia senilai USD 2,23 miliar.
\"Kenaikan rencana investasi China tidak mengherankan karena pada triwulan IV tahun 2014 realisasi investasi dari China untuk pertama kalinya sejak tahun 2010, masuk lima besar investasi asing ke Indonesia senilai USD 500 Juta. Malaysia yang pada tahun 2014 untuk pertama kalinya masuk dalam lima besar investasi asing ke Indonesia senilai USD 1,8 miliar,\" imbuh Franky.
Namun demikian, lanjut Franky, ada beberapa negera yang mengalami penurunan rencana investasi seperti Singapura yang merencanakan investasi sebesar USD 2,32 miliar, sedikit mengalami penurunan daripada tahun sebelumnya, yakni dengan investasi sebesar USD 2,66 miliar. Selain itu, Korea Selatan juga mengalami penurunan rencana investasi pada tahun 2015 ini. Sebelumnya investasi negara tersebut sebesar USD 669,29 juta. Sedangkan rencana investasi pada tahun ini yang baru masuk ke BKPM sebesar USD 140,4 juta.
\"Kita berpendapat penurunan nilai rencana investasi dari negara-negara tersebut bukan akibat melemahnya nilai tukar rupiah, tapi karena tren waktu pengajuan permohonan yang biasanya semakin meningkat di bulan-bulan berikutnya,\" pungkasnya
.(Marjudin/RP)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: