>

Rakyat Setengah Mati, Pemda ?

Rakyat Setengah Mati, Pemda ?

*Persentase Kenaikan UMP Jambi 2016 11,4 Persen  

JAMBI - Derita rakyat masih belum berakhir. Selain kabut asap, derita di bidang ekonomi juga masih dirasakan. Meski berbagai program paket kebijakan ekonomi dari pemerintah sudah diluncurkan. Rupiahpun sudah menguat. Tapi dampak yang dirasakan masih minim.
Griyanto, supervisor salah satu pusat perbelanjaan di Jambi ini mengatakan, mulai menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak serta merta membuat perubahan untuk usaha yang ditanganinya ini. Lemahnya permintaan masyarakat yang kini terjadi menurutnya lebih dipengaruhi oleh rendahnya harga komoditas karet.

“Menguatnya rupiah tidak akan langsung dirasakan dampaknya, kemungkinan ini adalah dampak jangka panjang. Namun, jika kenaikan harga karet dan cpo maka akan secara serta merta mempengaruhi usaha ini,” katanya.
Sementara terkait kebijakan ekonomi yang diambil Jokowi, dirinya mengatakan dampak dari kebijakan tersebut lebih tepatnya akan dirasakan secara langsung oleh wilayah Jabodetabek. “Kalau di Jambi sepertinya dampaknya tidak terlalu berpengaruh, namun sangat berdampak untuk wilayah Jabodetabek,” terusnya.

Hal senada juga diungkapka oleh Paijo, pengusaha kerajinan tangan ini juga menuturkan hal serupa. Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memang belum secara langsung dirasakan dampaknya di Jambi. Tapi, jika kenaikan harga karet dan cpo maka dampaknya akan langsung dirasakan. Sebab daya beli masyarakat akan kembali meningkat.

Dari hasil rapat Dinas Perkebunan Provinsi Jambi (15/10), harga sawit kembali turun dari sebelumnya. Dari hasil rapat periode 16 Oktober hingga 22 Oktober, harga sawit usia tanam tiga tahun menurun Rp 65 rupiah per kilogramnya dari Rp 1,101 menjadi Rp 1,036 per kilogramnya.

Sawit umur empat tahun hanya Rp 1,102 per kilogramnya. Umur tanam lima tahun Rp 1,153 per kilogramnya. Usia tanam enam tahun Rp 1,202 perkilogramnya. Usia tanam tujuh tahun Rp 1,232 perkilonya. Usia tanam delapan tahun Rp 1,258 perkilonya.

Selanjutnya, untuk usia tanam sembilan tahun Rp 1,283 per kilogramnya. Usia tanam 10-20 tahun Rp 1,322 per kilogramnya. Usia tanam 21 hingga 24 tahun Rp 1,282 perkilogramnya. Tak hanya TBS yang mengalami penurunan, harga CPO juga mengalami penurunan Rp 384 rupiah dari harga Rp 6,446 menjadi Rp 6,062. Sedangkan harga inti sawit turun Rp 254 per kilogramnya dari Rp 4,342 menjadi Rp 4,088.

Sementara itu, pengamat ekonomi Jambi Armandelis mengatakan, akibat terdepresiasinya rupiah ini tentu memberikan pengaruh untuk pertumbuhan perekonomian Jambi. Selain itu, kondisi Jambi yang diselimuti asap hingga kini juga akan semakin menekan pertumbuhan ekonomi Jambi. Sebab Jambi merupakan daerah yang bergantung pada pertanian dan perdagangan.

Lanjut Armandelis, dirinya memprediksi untuk pertumbuhan ekonomi Jambi pada tahun ini akan terkoreksi dibandingkan dengan tahun lalu. “Tapi terkoreksinya tidak begitu signifikan, masih mendekati tahun lalu,” jelasnya.

Ditambahkan Pantun Bukit, Pengamat Ekonomi Jambi, jika Pemerintah Provinsi Jambi serius menjalankan paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan oleh Jokowi itu, maka, ekonomi Jambi akan bergairah. Apalagi paket  III dan IV.  Yaitu penurunan tarif lisrik, harga BBM serta gas. Kemudian perluasan penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan penyederhanaan izin pertanahan untuk kegiatan. Pada paket ke IV juga difokuskan pada persoalan upah buruh.

            “Jika berjalan dengan baik bisa merancang ekonomi begairah. Pemerintah harus bekerja,” tegasnya. Di paket kebijakan jilid IV ini juga mempermudah pengajuan KUR.

“UMP juga dibahas. Kenaikan UMP bisa dilihat dari inflasi. Ini lebih praktis tidak menunggu dewan pengupahan bersidang dan survey terlabih dahulu,” akunya.

            Disegi impelemntasinya, beberapa paket kebijakan ekonomi itu menurut Pantun sangat pas dan tepat. Pantauan dia di beberapa Bank Pemerintah, lonjakan KURS luar biasa setelah diluncurkannya paket kebijakan itu. Yang menjadi kendala saat ini ialah harga komoditas yang terganggu.

            “Begitu paket diluncurkan langsung bekerja. Dalam satu bulan harus dievaluasi pelaksanaanya,” ujarnya. Selain harga komoditas andalan Jambi yang menjadi kendala realisasi paket kebijakan ekonomi itu,  asap juga menggangu, apalagi bidang investasi, pengusaha melihat terlebih dahulu. “KUR dan perizinan tidak tergangu,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: