>

Jadikan Percontohan Sekolah Aman Asap

Jadikan Percontohan Sekolah Aman Asap

SAD Minta Listrik ke Jokowi

JAMBI – Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowidodo meninjau SDN No 181/IV Kelurahan Lebak Bandung Kecamatan Jelutung (30/10) kemarin. SD itu dijadikan percontohan sekolah aman asap oleh Menteri Pendidikan dan Kabudayaan, Anis Baswedan. Sekolah itu akan disediakan alat penyaring udara.

            Dengan alat itu, udara luar masuk ke dalam, kelas akan bersih. Sehingga dengan ruang kelas yang bebas asap, anak-anak tetap bisa belajar dengan tenang. “Nanti ada tamanan untuk mengurangi polutan. Kita akan rehab sekolah ini,” kata Jokowi, yang dikonfirmasi sejumlah wartawan.  Ditambahkan Anis, kelas aman asap akan menggunakan membrane sehingga udara disaring dan udara di dalam menjadi bersih.

“Sehingga bisa dipakai untuk kegiatan belajar mengajar,” kata Anis. Anis menjanjikan akan memasang membaran ini di 9 Provinsi pada 170 ribu kelas, termasuk SDN 181. “Harganya murah sekitar Rp 200-300 ribu per kelas ditambah exhaust dan tanaman untuk mengurangi polutan,” ucap Anies.

Alat ini sudah diujicobakan di Sumatera Barat. Alat ini berhasil menurunkan ISPU dari 280 di dalam ruang kelas turun menjadi 70.‎ Selama mengunjungi SD 181, salah seorang siswa, Suci meminta Presiden untuk memperbaiki sekolah mereka.

“Pak Presiden tolong, baiki sekolah kami, yang masih papan, mudah-mudahan bisa dibangun yang bagus agar kami bisa belajar tenang,” tegasnya.

Kepala SDN 181/IV Kota Jambi, Meliya Sinarita, mengatakan, sekolah yang berdiri sejak 1982 lalu ini telah meluluskan ribuan siswa. Kini, jumlah siswa dari kelas I hingga kelas VI, 116 siswa, laki-laki 53 siswa, perempuan 63 siswa. Ruang kelas untuk proses belajar mengajar hanya 6 ruangan.

Sejak berdiri 1982 lalu, belum ada rehab permanen yang dilakukan Pemerintah Kota Jambi. Padahal sekolah ini berada di lingkungan Kota Jambi, yaitu RT 33 Kelurahan Lebak Bandung Kecamatan Jelutung.

Jumlah guru di sekolah ini hanya 7 orang dan 8 orang termasuk Kepala Sekolah. 2 PNS, 1 CPNS dan 4 orang lainnya honor. Meliya berharap ada tambahan guru PNS di sekolahnya itu.

“Berharap guru honor juga jadi PNS,” pintanya. Setiap tahun, SDN 181/IV selalu mengajukan rehab permanen terhadap sekolah. Karena kondisi siswa sudah tak layak lagi. Bahkan sering siswa jatuh karena lantai tak rata.

“Ada yang tak bisa lagi kita pijak. Kita pasang tanda hitam agar papan itu tak dipijak oleh anak-anak,” akunya. Lantai bukan terbuat dari kayu bulian. Semua hanya papan biasa. Tak hanya minta rehab, pihak sekolah guja sudah mengajukan tambahan guru, tapi, belum terealisasi.

“Kita tak punya guru olahraga. Waktu Menteri datang, kami tidak ngomong minta bantuan, karena tak sempat, Pak Menteri fokus masalah asap,” jelasnya.

Yang sedihnya, sekolah ini hanya tempat anak-anak tak mampu dan anak-anak yang tidak naik kelas di sekolah lain. Sekolah ini menjadi tempat penampungan saja. Kini, sebagian atap sekolah ini tengah direhab. “Jadi, kelas empat dan lima masuk siang setelah kelas 1 dan dua pulang,” ujarnya, yang mengaku sekolah ini hanya dua kali direhab sejak 2012 lalu.

Ketika mengunjungi warga SAD di Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun. Di titik pertama Presiden memberikan bantuan sembako dan Kartu BPJS kepada warga SAD. Presiden juga menyempatkan diri berdialog dengan warga SAD. Presiden mendengarkan keluhan warga SAD. Dimana warga SAD meminta bantuan listrik kepada Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: