>

Rumah Mewah Pakai Listrik Subsidi

Rumah Mewah Pakai Listrik Subsidi

Juli 2016, PLN Cabut Subsidi 23 Juta Pelanggan

 

JAMBI-Subsidi Listrik yang diberikan pemerintah, sepertnya belum tepat sasaran. Pasalnya, masih banyak warga yang seharusnya tidak mendapatkan subsidi, akan tetapi dapat menikmati program subsidi tersebut.

Hal ini diakui oleh Asisten Maneger Pelayan dan Administrasi PT PLN (Persero) Area Jambi, Sumarjoko.

Menurutnya, penerima subsidi di Area PLN Jambi mencapai 41 persen dari total pelanggan PLN. Saat ini, pihaknya memang tidak bisa mengetahui yang mendapat subsidi itu benar-benar orang tidak mampu atau tidak.

”Saya juga banyak mendapat laporan, ada rumah mewah yang memakai listrik subsidi, ada juga orang yang memiliki mobil mendapat subsidi listrik,” akunya.

Dikatakan Sumarjoko, sebelumnya, pemberian subsidi listrik ini dilihat dari pemakaian masyarakat sendiri. Masyarakat yang menggunakan daya 450 hingga 900 watt itulah yang diberikan subsidi.

Namun demikian, dalam waktu dekat ini, kata dia, hal itu akan dievaluasi ulang.

”Pemerintah ingin mengevaluasi lagi, nantinya, pemerima subsidi listrik hanya masyarakat yang memegang kartu sakti presiden yakni KIS, KIP, KKS,” ungkapnya.

‘’Bagi yang tidak mempunyai kartu tersebut, subsidinya akan dicabut. Dan akan kita naikkan Dayanya,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, bahwa subsidi listrik tidak akan dihapus, namun, lebih dituntut untuk tepat sasaran. \"Walaupun orang kaya, karena kita gak pernah tahu, kartu itu banyak dipunyai. Saya pikir tidak semua orang miskin punya itu,\" sebutnya.

”Target dari pemerintah pusat, tahun 2016 sudah rampung,” akunya.

Namun, Sumarjoko sendiri, juga masih ragu dengan kebijakan ini. Bagaimana, dengan orang miskin yang ngontrak di bedeng, sedang yang punya bedeng itu orang kaya? ”Itu yang kita bingung. Itu masih abu-abu, perlu dikaji ulang,” jelasnya.

Sementara itu, Asistent Manager Jaringan Listrik, PT PLN Area Jambi Khairul Lingga mengatakan, saat ini Provinsi Jambi mengalami devisit daya listrik. Ini disebabkan musim kemarau, sehingga Pembangkit Listriik Tenaga Air (PLTA), tidak bisa operasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: