MKD Pastikan Rekaman dan Transkrip Sama
KPK Tunggu MKD dan Kepolisian
JAKARTA - Bukti rekaman dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden yang diterima Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) telah diperdengarkan. MKD memastikan bahwa isi rekaman yang diserahkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sama dengan bukti transkrip yang diserahkan Menteri terkait Sudirman Said.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua MKD Junimart Girsang di gedung parlemen, Jakarta, kemarin (19/11). Junimart menyatakan, beberapa anggota MKD sudah bertemu untuk mendengar isi rekaman percakapan yang diduga antara Ketua DPR Setya Novanto, petinggi PT Freeport, dan seorang pengusaha minyak asal Indonesia.
\"Saya, pak Dasco (Wakil Ketua MKD Sufmi Dasco Ahmad,red) dan pak Hardi (Hardi Soesilo,red) sudah bertemu, sudah mendengar bukti rekaman. Isinya hampir sama dengan (transkrip) yang kami terima,\" ujarnya.
Meski isi rekaman sama, Junimart menyatakan MKD belum bisa memastikan kasus pelanggaran etik ini masuk ke proses pemeriksaan pihak terkait. MKD terlebih dahulu memastikan keotentikan rekaman tersebut melalui pemeriksaan kepolisian.
\"Kami harus memvalidasi rekaman itu, asli atau tidak,\" ujar politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
Kelanjutan proses kasus pencatutan nama Presiden dan Wapres, kata Junimart, nantinya tergantung kecepatan dari pihak Polri dalam memeriksa keaslian rekaman. Sementara, masa persidangan DPR kali ini akan selesai pada pertengahan Desember 2015.
\"Sebelum masa sidang berakhir, kami harap bisa bersidang melakukan pemeriksaan,\" ujarnya.
Junimart menargetkan MKD bisa memulai proses persidangan dengan terlebih dahulu memanggil Sudirman sebagai pelapor. Junimart juga berharap proses persidangan nanti bisa berlangsung terbuka. \"Sidang bisa terbuka untuk umum sepanjang disetujui anggota MKD, sepanjang bukan perkara asusila,\" jelasnya.
Beberapa pihak lain juga sudah masuk daftar untuk dipanggil. Junimart tidak menyebut nama, namun dia memastikan sudah mengantongi lebih dari empat nama. \"Ada lebih dari empat orang. Teman-teman udah tahu lah berapa orang,\" ujarnya.
Terkait dengan pelaporan kasus pencatutan ini, Junimart mengaku mulai menerima telepon dan sms gelap. Isinya, meminta Junimart untuk tidak banyak bicara terkait kasus yang menyeret Ketua DPR itu. Namun, Junimart mengaku tidak mempedulikan ancaman itu.
\"Bagi saya tetap bekerja saja sesuai aturan di MKD,\" ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: