Pemenang Bisa Tak Dilantik Jika Ditemukan Sumbangan Pihak Terlarang
Update Formulir C1 Dikebut
JAMBI- Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jambi baru saja berakhir, Rabu (9/12) kemarin. Laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye (LPPDK) para pasangan calon (paslon) peserta pilkada kini berada di tangan para auditor. Laporan itu akan menjadi palang pintu terakhir keabsahan pencalonan mereka di pilkada serentak 2015. Jika ditemukan pelanggaran, meski menang pemilihan, mereka tidak bisa menjabat. Paling lambat, 20 Desember mendatang, proses audit tersebut tuntas. Proses audit yang dilakukan kantor akuntan publik adalah audit kepatuhan. Yakni, apakah paslon dalam menerima dan membelanjakan dana kampanye sudah sesuai dengan UU. Di antaranya, apakah paslon menerima dana dari pihak-pihak yang terlarang. Misalnya, negara dan lembaga asing, warga asing, penyumbang tanpa identitas jelas, pemerintah pusat dan daerah, serta BUMN atau BUMD.
Kemudian, apakah paslon menerima dana kampanye melebihi batas, yakni untuk perseorangan lebih dari Rp 50 juta dan kelompok atau perusahaan lebih dari Rp 500 juta. Kepatuhan lainnya, apakah paslon membelanjakan dana kampanye melebihi batas maksimal pengeluaran yang ditetapkan masing-masing KPU.
Untuk penerimaan dana dari pihak terlarang atau sumbangan berlebih, KPU akan menagih sumbangan-sumbangan tersebut untuk diserahkan ke kas negara. Apabila tidak patuh, paslon tersebut akan terkena sanksi pidana untuk sumbangan melebihi ketentuan dan pembatalan sebagai paslon untuk sumbangan dari pihak terlarang. ‘’Meski calon tersebut menang, masih bisa dibatalkan,’’ tegas Komisioner KPU, Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah.
Begitu pula untuk paslon yang terbukti membelanjakan dana kampanye melebihi batas, mereka akan dibatalkan sebagai paslon. Pembatasan dana kampanye itu merupakan perintah UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada untuk mengurangi kesenjangan antara paslon bermodal besar dan yang bermodal minim.
Sementara itu, dari hasil scan C1 yang bersumber dari KPU yang diupdate pada pukul 20.00 Wib pasangan HBA-EP mendapatkan perolehan suara 330.421 suara atau 44,25 persen dan pasangan ZZ-FU mendapatkan Perolehan 412.110 suara atau 55,89 persen. Data ini diambil dari perekapan 3.284 dari 7.067 TPS dengan rincian 46.47 persen suara masuk. Namun data ini akan terus berubah seiring dengan perekapan yang terus dilakukan di tingkat PPS.
Direktur Media Center ZZ-FU, Cecep Suryana saat dikonfirmasi berkeyakinan data ini tidak akan mengalami perubahan yang signifikan. Apalagi, ia menyebutkan rekapan yang dilakukan timnya juga terus meningkat.
“Ini adalah rael cout kita dari data berbasis TPS dan C1. ini terkumpul dari relawan kita yang berada di TPS masing-masing,” ujarnya.
Ia menyebutkan, ZZ-FU tak unggul di 3 kabupaten yakni Sarolangun, Merangin dan Kerinci. Namun diluar itu semua ia mengaku menganttongi perolehan suara yang sangat luar biasa seperti Kota Jambi, Muarojambi, Bungo dan Tebo.
“Sangat tinggi angka kita. Kalau keyakinan kita berdasarkan tabulasi ini sekali lagi tak akan jauh, sementok-mentonya 40 persen 60 persen, hanya beda koma di belakanhnya saja,” ucapnya.
Direktur Media Center, Hasan Mabruri mengatakan saat ini pihaknya masih terus melakukan perekapan C1. Hanya saja ia tak mau menyebutkan hasil rael cont C1 yang kini mulai bergerak ke tingkat PPK. Pengamat Politik Indo Barometer, Hadi Suprapto Rusli melihat pada awalnya pasangan ZZ-FU memiliki pontensi untuk unggul di Kabupaten Kerinci. Namun di hari terakhir dinamika politik tentu terus berjalan dan berubah.
\"Sebenarnya jarak keduanya dari hasil survei sedikit dan tak terlalu tinggi, jadi untuk membalikkan keadaan tentu bisa,\" ujarnya. Jika mengacu kepada pilkada sebelumnya, HBA juga unggul di beberapa wilayah di Jambi Barat termasuk Kerinci. Artinya, potensi dan suara itu masih bisa dikantongi oleh HBA untuk pilkada tahun ini.
\"Di hari terakhir saya lihat mesin politik HBA di Kerinci berjalan dibanding Zola,\" katanya.
Selain mesin politik, kemenangan HBA di Kerinci juga di dukung oleh isu infrastruktur jalan menuju Kabupaten pimpinan Adi Rozal ini. \"Itu juga bisa menjadi pendukung selain sistem dan mesin yang berjalan,\" katanya.
Mentan pengurus BPL PB HMI ini juga menyebutkan jika sebelumnya pernah melakukan survei di Jambi pada saat pileg 2014 lalu. Hasilnya tingkat kepuasaan terhadap HBA mencapai 85 persen. \"Namun setelah kita turun menjelang pilkada sedikit menurun, mungkin karena serangan politik terhadap HBA,\" katanya.
Secara keseluruhan, katanya, keunggulnya Zola juga tak terlepas dari selera pemilih itu sendiri. Meski pemilih tak bisa melihat prestasi namun melihat kharisma. Sehingga Zola banyak didukung oleh perempuan, ibu rumah tangga dan pemilih pemula.
\"Berbeda dengan kalang laki-laki justru banyak memilih HBA. Jadi Zola menang telaknya di situ,\" katanya.
Selanjutnya, dari hasil riset yang dilakukannya, untuk pertarungan Pilgub Jambi terdapat titik yang harus dikuasai. Menurutnya, kandidat bisa memenagkan Kota Jambi, Muarojambi dan ditambah beberapa daerah seperti Tebo atau Kerinci maka mereka yang bisa memenangkan pertarungan.
\"Yang pasti kedepan Zola harus bisa menjawab keraguan masyarakat terhadap kepemimpinannya,\" katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: