>

Ratusan Masa Duduki Bawaslu

Ratusan Masa Duduki Bawaslu

Desak Usut Kecurangan Pilkada

 JAMBI – Ratusan masa yang mengatasnamakan Solidaritas Peduli Jambi mengugat Pilkada curang dan juga simpatisan Hasan Basri Agus (HBA) - Edi Purwanto (EP) kemarin (16/12) menduduki kantor Bawaslu Provinsi Jambi. Kedatangan mereka karena menilai lemahnya kinerja Bawaslu pada Pilkada serentak yang digelar 09 Desember lalu.

Dalam orasinya, masa menuding Bawaslu lemah dalam melakukan pengawasan, khususnya terkait indikasi money politic yang diduga dilakukan Zumi Zola (ZZ)- Fachrori Umar (FU). Padahal sebagai pengawas Bawaslu harus profesional dan tak tinggal diam ketika terdapat temuan kecurangan.

Bahkan masa menuntut agar Bawaslu mengusut tuntas dugaan kecurangan ini serta mengancam akan mendatangi Bawaslu RI. “Kami ingin menyampaikan kepada Bawaslu bahwa benar-benar telah terjadi kecurangan, mohon dilihat dan dikaji,” tegas Ritas Maryanto, koordinator aksi usai haering bersama Pimpinan Bawaslu.

Ritas juga mengungkapkan kekecewaannya terhadapa kinerja Bawaslu. “Kami kecewa dengan hasil Pilkada kali ini. Kami curiga kenapa incumbent bisa kalah 20 persen itu luar biasa,” ucapnya.

Menurutnya kecurangan ini diduga telah menggunakan oknum kepala desa dan kepala daerah. Terdapat kecurangan yang dilakukan secara masif, terstruktur dan sistematis. “Kalau Bawaslu Jambi tidak mampu, kami akan datangi Bawaslu RI,” katanya.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Jambi, Fauzan Khairazi dimintai tanggapannya mengatakan, terkait money politik pihaknya sudah menyampaikan melalui sosialisasi sekaligus pencegahan pada tokoh masyarakat dan agama. Soal dugaan kecurangan dan politik uang ini juga dikarenakan lemahnya perangkat hukum dan sanksi yang akan diterapkan.

“Kita mau menjerat seseorang, pasal berapa yang akan digunakan, Pasal 149 itu alternatif, ranah pidana umum,” katanya.

Mengenai diskualifikasi paslon jika terbukti melakukan money politic, Fauzan tak bisa memastikan itu. Sebab setelah dilakukan gelar perkera bersama Gakkumdu pihaknya belum bisa menemukan indikasi ini dilakukan dengan masif, terstruktur dan sistematis.

“Sekarang dalam membuktikan itu nanti bisa di pengadilan, sementara perangkat umum lemah,” tegasnya.

Terpisah, Direktur Media Center ZZ-FU, Cecep Suryana mengaku tak mempermasalahakan adanya unjuk rasa tersebut. “Kita serahkan sepenuhnya kepada lembaga yang terkait yakni Bawaslu. Namun yang perlu diingat adalah, kita juga tidak pernah melakukan money politic, tapi malah sebaliknya pernah menangkap tim HB-EP di Kerinci,” katanya.

”Rakyat menentukan pilihannya, rakyat menaruh harapan kepada Zola. Saya sangat menyayangkan bahwa sebelumnya kedua kandidat juga telah membuat fakta integritas yang mengaku siap menang dan siap kalah,” tukasnya.

(aiz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: